Sukabumi (Antara Megapolitan) - Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Kota Sukabumi menyatakan bahwa Kota Sukabumi, Jawa Barat, sudah bebas dari kasus rabies.

"Sudah sembilan tahun terakhir ini kami tidak menemukan atau laporan adanya kasus rabies dan bisa dikatakan Kota Sukabumi bebas penyebaran rabies," kata Kepala DP2KP Kota Sukabumi, Kardina Karsoedi di Sukabumi, Selasa.

Menurut dia, kasus rabies terakhir ditemukan pada 2007 lalu, dimana ada tujuh warga Kota Sukabumi terpapar virus rabies.

Dengan adanya kasus tersebut, pada tahun itu pihaknya langsung melakukan penanggulangan dan hasilnya hingga saat ini tidak ada lagi ditemukan adanya warga yang tertular virus rabies dari hewan peliharaannya seperti monyet, anjing dan kucing.

Namun demikian, pihaknya tetap melakukan antisipasi karena bisa saja ada warga yang tertular rabies karena gigitan hewan positif rabies. Untuk itu, antisipasi yang dilakukan dinas ini dengan cara memberikan vaksin antirabies kepada setiap hewan khususnya yang dipelihara.

Dari pendataan yang dilakukan oleh petugasnya, ada sekitar 1.200 anjing baik yang bekerliaran maupun dipelihara oleh masyarakat. Seluruh sudah mendapatkan vaksinasi secara rutin yang minimalnya diberikan dalam enam bulan sekali.

"Untuk pemberian vaksin tersebut, kami berkoordinasi perangkat pemerintahan hingga tingkat RT dan RW untuk mempermudah dalam melakukan pendataan jumlah hewan khususnya anjing yang ada di setiap daerah," kata Kardina.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Winda Sri Rahayu mengatakan, untuk kasus rabies pada tahun ini baru ditemukan satu kasus hewan yakni anjing yang positif penyakit tersebut.

Namun ada 13 orang warga yang terkena gigitan anjing rabies itu, bahkan satu diantaranya meninggal dunia setelah positif rabies. Untuk 12 warga lainnya saat ini tengah menjalani vaksinasi yang dipantau langsung oleh dinas kesehatan setempat.

"Anjing rabies yang menggigit warga tersebut sudah kami tangkap dan dimusnahkan, karena khawatir jika masih berkeliaran bisa kembali menyebarkan virusnya ke manusia melalui gigitan," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016