Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang melanda sebagian wilayah Indonesia pada Selasa (27/9).

Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA dari laman resmi BMKG di Jakarta, Selasa, cuaca tersebut berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Jambi.

Cuaca serupa juga diprakirakan terjadi di Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Sedangkan daerah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Baca juga: BMKG: Waspada gelombang tinggi hingga enam meter di beberapa perairan Indonesia
Baca juga: BMKG prakirakan hujan mengguyur sejumlah kota besar di Indonesia

Wilayah yang berpotensi angin kencang adalah Bali dan Nusa Tenggara Barat. BMKG juga memprakirakan ada potensi kebakaran hutan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga meminta masyarakat waspada terhadap gelombang tinggi mulai dari Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai hingga Sumbawa.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan salah satu penyebab gelombang tinggi itu, yakni pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur-Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.

Baca juga: BMKG prakiraan hujan ringan guyur sebagian kota besar di Indonesia pada Sabtu

Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten-Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan Banten, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Talaud.

Kondisi itu, kata Eko Prasetyo, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi di kisaran 4 hingga 6 meter terjadi di Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Lampung, perairan Enggano-barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa-Sumbawa.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022