Organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) menyatakan bahwa membutuhkan jeda dalam aktivitasnya untuk melindungi dan memulihkan populasi ikan.

"Beberapa perikanan perlu mengambil istirahat yang memang layak, tetapi bukan karena mereka membutuhkan liburan, tetapi untuk melindungi satwa liar atau memungkinkan populasi ikan pulih dari penangkapan ikan yang berlebihan," kata Direktur Program MSC Indonesia, Hirmen Sofyanto dalam taklimat media yang diterima ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.

Baca juga: MSC: Riset temukan lampu LED bisa kurangi tangkapan tidak diinginkan
Baca juga: MSC: Progres sertifikasi kakap dan kerapu laut perkembangannya sudah bagus

Ia mengatakan jeda tersebut lebih baik untuk beberapa populasi ikan jika mereka tidak ditangkap sepanjang tahun.

"Sehingga mereka mendapat kesempatan untuk berkembang biak, bertumbuh dan bertambah kembali," katanya.

Ia memberi contoh dalam perikanan tuna tropis MSC AGAC, "purse seine" harus berhenti menangkap ikan setidaknya selama 72 hari di area yang ditentukan secara khusus.

Baca juga: MSC: Stiker ekolabel wujud penghargaan kerja keras perikanan berkelanjutan

Hal tersebut sesuai dengan langkah-langkah konservasi yang ditetapkan oleh badan pengelola yang bertanggung jawab atas stok tersebut, yakni Inter-American Tropical Tuna Commission.

"Ketika ukuran armada penangkapan ikan meningkat, langkah-langkah ini diperkenalkan untuk mempertahankan populasi tuna yang berkelanjutan dan untuk memastikan ada banyak ikan di laut untuk generasi mendatang," demikian Hirmen Sofyanto.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022