Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat memiliki target untuk mewujudkan swasembada padi unggul bersertifikat dengan sasaran 225 ton, dengan melakukan pengembangan penangkar benih di dua kecamatan.

"Pemkab Bogor telah mengalokasikan anggaran APBD untuk melaksanakan kegiatan pengembangan penangkar benih padi di dua kecamatan yakni Tanjung Sari dan Cariu," kata Bupati Bogor Nurhayanti, usai acara penanaman dan peluncuran program "start up" industri benih padi IPB 3S di Tanjung Sari, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan langsung Dinas Pertanian dan Kehutanan untuk mengawal program swesembada padi unggul bersertifikat melalui pengembangan penangkar benih padi di dua kecamatan dengan luasan lahan sebesar 60 hektar dan kegiatan pengembangan benih seluas 15 hektare.

"Selain itu, Kabupaten Bogor memperoleh dukungan dana APBN dari Kementerian Pertanian melalui kegiatan pengembangan 1.000 desa mandiri benih dalam rangka mencukupi kebutuhan benih bersertifikat, juga dilakukan pemberdayaan penangkar secara swadaya di lahan seluas 102 hektare," katanya.

Menurutnya, peluncuran program "Start up" industri benih IPB 3S yang digagas IPB bekerja sama dengan Kemenristekdikti memberikan harapan baru bagi Pemerintah Kabupaten Bogor, karena varietas padi baru dari IPB akan dikembangkan lebih baik dari waktu ke waktu dalam rangka penangkaran benih padi bersertifikat yang memenuhi prinsip genetis dan agronomis untuk mencapai tujuan peningkatan potensi persawahan di kecamatan setepat.

"Arah kebijakan pelaksanaan strategi peningkatan ketersediaan pangan di Kabupaten Bogor pada dasarnya difokuskan pada tiga hal yakni peningkatan produksi, peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam," katanya.

Nurhayanti menambahkan, pengembangan industri benih padi IPB 3S yang diluncurkan menjadi nilai tambah pontensial bagi suksesnya swasembada benih padi unggul bersertifikat dan pembangunan pertanian di Kabupaten Bogor.

"Start up industri benih padi IPB 3S ini membantu mewujudkan swasembada pangan baik di tingkat kabupaten maupun skala nasional," katanya.

IPB bekerja sama dengan Kemerinstekdikti dan juga Pemerintah Kabupaten Bogor memulai penanaman perdana padi varietas IPB 3S sekaligus meluncurkan program start up industri benih padi IPB 3S di Tanjung Sari

Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengatakan, progam benih IPB 3S yang dilakukan IPB dapat mewujudkan target pemerintah untuk swesembada pangan nasional, sehingga pemerintah tidak perlu lagi mengimpor produk pertanian dari negara tetangga.

"Kemenristekdikti mengapresiasi setiap inovasi yang dihasilkan oleh IPB, industri benih IPB 3S ini bisa membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan," katanya.

Ia mengatakan, varieta padi IPB 3s telah terbukti menghasilkan padi dalam jumlah banyak di lahan 50 hektare yang dikembangkan di Karawang. Hasil pembenihan kemudian ditanam di lahan 2 juta hektare dengan hasil sebelumnya 2,5 ton per hektare sekarang rata-ratanya mencapai tujuh hingga delpaan ton per hektare.

"Ke depan, IPB bisa membuka program studi pascapanen, agar produk-produk yang dihasilkan petani dapat disalurkan," katanya.

Rektor IPB, Prof Herry Suhardiyanto menambahkan, start up industri benih sumber dilaksanakan tahun 2016 ini melalui pengembangan industri benih sumber padi IPB 3S di seed center departemen agronomi dan hortikultura dan terdapat empat kegiatan pengembangan industri benih sumber yakni penguatan peralatan produksi dan laboratorium, produksi benih satu dan 50 hektare serta pelatihan penangkar, pengawas dan pendamping 20 orang untuk benih sumber, 250 untuk benih komersil sosialisasi IPB 3S melalui 16 demplot masing-masing satu hektar.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016