Washington, Amerika Serikat (Antara/OANA-Yonhap/Antara Megapolitan) - Presiden Amerika Serikat pada Minggu (Senin WIB) menolak tawaran Korea Utara untuk menghentikan uji coba nuklir jika Amerika Serikat menghentikan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan.

Obama mengatakan bahwa dia tidak menggubris tawaran itu dan akan terus mengambil langkah untuk mempertahankan sekutu Asianya.

Menteri Luar Negeri Pyongyang Ri Su Yong mengeluarkan usulan itu dalam sebuah wawancara media pada Sabtu, memperbarui klaim lama Korea Utara yang menyebutkan bahwa negaranya terdorong untuk mengembangkan persenjataan nuklir untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai ancaman nuklir dan kebijakan jahat Amerika Serikat terhadap Pyongyang.

"Kami tidak mengindahkan sebuah janji untuk menghentikan begitu saja hingga di masa mendatang mereka memutuskan untuk melakukan uji coba kegiatan yang demikian," Obama mengatakan dalam sebuah konferensi pers gabungan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, menurut transkrip dari Gedung Putih.

Obama juga mengatakan bahwa jika Korea Utara menunjukkan keseriusan dalam menyingkirkan nuklir dari Semenanjung Korea, pihak Amerika Serikat akan bersiap untuk "melakukan dialog yang serius dengan mereka terkait pengurangan ketegangan dan pendekatan kami untuk melindungi sekutu kami di wilayah itu".

"Namun itu bukanlah sesuatu yang terjadi karena adanya sebuah informasi pers yang keluar setelah terjadinya serangkaian perilaku provokatif. Mereka harus melakukan yang lebih baik dari itu," kata Obama.

"Hingga mereka melakukannya, kami akan terus meningkatkan pekerjaan kami dengan Republik Korea (Korea Selatan) dan Jepang, dan mekanisme pertahanan misil kami, untuk memastikan bahwa kami tetap menjaga keamanan warga Amerika Serikat dan sekutu kami," dia menambahkan.

Negara komunis itu mengeluarkan proposal yang serupa di masa lalu, namun pihak Amerika Serikat menolaknya dengan sebutan "ancaman yang implisit," menekankan bahwa Korea utara dilarang menguji nuklir berdasarkan resolusi PBB dan bahwa latihan militer dengan Korea Selatan itu murni untuk mempertahankan diri.

Tawaran terbaru itu datang di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat melakukan uji coba nuklir lainnya dengan segera, beberapa bulan setelah uji coba nuklir keempat mereka Januari lalu, menjelang Kongres Partai Pekerja bulan depan yang diadakan pertama kalinya dalam 36 tahun terakhir.

Pada Sabtu lalu, Korea Utara menguji sebuah  apa yang diyakini sebagai misil balistik dari kapal selam (SLBM), namun peluncuran itu dianggap gagal karena misilnya hanya berhasil meluncur sejauh sekitar 30 kilometer. Meskipun demikian, Pyongyang mengatakan bahwa uji coba itu sukses.

Mengacu kepada uji coba SLBM itu, Obama mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang "menganalisa dan menilai dengan seksama kegiatan yang dilakukan Korea Utara pada beberapa hari terakhir".

"Apa yang jelas adalah bahwa Korea Utara terus melakukan perilaku yang provokatif, bahwa mereka masih melaksanakan program nuklir, dan kemampuan untuk meluncurkan persenjataan nuklir," kata Obama. "Meskipun mereka seringkali gagal dalam uji coba itu, mereka mendapatkan pengetahuan baru tiap kali mereka melaksanakan uji coba itu. Dan kami menanggapinya dengan serius".

Obama mengatakan karena perilaku provokatif Korea Utara itulah yang menyebabkan Amerika Serikat mengerahkan komunitas internasional untuk mengisolasi negara itu, untuk "meningkatkan sanksi yang dijatuhkan kepada Kim Jong Un dan Pyongyang".

Amerika Serikat juga mencari kerja sama dengan China untuk meningkatkan tekanan kepada Korea Utara, kata Obama.

"Dan meskipun itu bukanlah apa yang sangat kami harapkan, saya akan mengatakan bahwa kami melihat pihak China menjadi lebih waspada dan menanggapi serius apa yang dilakukan oleh Korea Utara, dan mereka telah bersedia untuk memberikan pelajaran kepada perilaku destruktif Korea Utara," kata Obama.
 
Penerjemah: Mabrian/G.N.C. Aryani.

    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016