Bogor (Antara Megapolitan):

1. Hari Kesehatan Sedunia (HSKS) diperingati setiap tanggal 7 April di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanggal ini bertepatan dengan tanggal berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia.
 
2. Tema peringatan HKS 2016 di tingkat global adalah "Diabetes" dengan sub tema yang diangkat adalah“Diabetes Superhero, di tingkat regional Asia Tenggara (SEARO) "Prevent, Treat and Beat Diabetes"sedangkan di tingkat nasional tema yang diangkat adalah "Cegah, Obati, Lawan Diabetes".

3. Pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di 1980an. Pada tahun 2040 diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta (IDF Atlas 2015).
 
4. Berdasarkan data WHO (2014), 90 persen orang dengan diabetes di seluruh dunia adalah penyandang diabetes tipe 2 disebabkan gaya hidup yang kurang sehat dan 80 persen dapat dicegah.
 
5. 1 dari 2 orang dengan diabetes tidak tahu dirinya memiliki diabetes/undiagnosed (IDF 2015).

6. Pada tahun 2013, pembelanjaan terbesar untuk diabetes di dunia adalah sekitar 612 miliar dolar, diestimasikan termasuk sekitar 11 persen dari pembelanjaan untuk kesehatan dunia. (WHO).

7. Dari tahun 2010 sampai 2030, kerugian dari gross domestic product (GDP) di seluruh dunia karena diabetes diestimasikan sekitar 1,7 triliun dolar. (WHO).

8. Diabetes saat ini sudah menjadi penyakit pembunuh nomor 3 di Indonesia (6,7 persen) merujuk pada data Sample Registration Survey 2014.

9. Data-data menunjukkan peningkatan jumlah penyandang Diabetes, data Riskesdas menunjukkan peningkatan prevalensi dari 5,7 persen (2007) menjadi 6,9 persen atau sekitar 9,1 juta (2013).

Ditingkat Global berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) jumlah estimasi penyandang Diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta dengan menempati urutan ketujuh tertinggi setelah China, India, Amerika, Brazil, Rusia dan Meksiko.

10. 2/3 Kasus Diabetes di Indonesia (Riskesdas 2013) saat ini belum terjangkau dan belum mengakses layanan kesehatan.
 
11. Peningkatan jumlah penyandang DM berkaitan dengan beberapa faktor, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain.

12. Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa Diabetes berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah, meliputi riwayat keluarga dengan DM, umur lebih dari atau sama dengan 45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi  lebih dari 4000 gram atau riwayat pernah menderita Diabetes gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (kurang dari atau sama dengan 2500 gram).
 
13. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi obesitas, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi, konsumsi alkohol, stres, kebiasaan merokok, dan diet tidak sehat.

14. Di Indonesia, pada usia  lebih dari 18 tahun menurut Riskesdas 2013,  Gemuk (13,5 persen) dan obesitas (15,4 persen) yang merupakan salah satu faktor resiko terbesar DM, prevalensinya meningkat terus jika dibandingkan dengan Riskedas 2007 dan 2010. Secara nasional masalah berat badan lebih pada anak pun masih tinggi; usia 5-12 tahun 18,8 persen dengan tertinggi di DKI Jakarta (30,1 persen); pada remaja usia 13-15 tahun,10.8 persen; pada remaja usia 16 - 18, 7,3 persen (Riskesdas 2013). Terlihat dari Studi Diet Total (SDT 2014) bahwa konsumsi makanan yang tinggi gula, garam dan lemak trans-fat pada kelompok usia tersebut juga tinggi.
 
15. Pola makan ini dipengaruhi juga dengan:
* Gaya hidup sering makan di luar daripada masak di rumah, karena menawarkan kemudahan ditambah dengan menjamurnya rumah makan cepat saji selama dua dekade terakhir,sedangkan makanan cepat saji serta makanan proses mengandung tinggi gula, garam dan lemak trans.

* Kurangnya akses ke toko layanan penuh menjual makanan sehat terjangkau, ketersediaan makanan instan lebih murah daripada buah dan sayur sehingga lebih terjangkau serta konsumsi sayur dan buahmenjadi kurang.

* Tingginya frekuensi iklan makanan tidak sehat ditayangkan di tv-tv nasional mencapai rata-rata 16 iklan per jam dan lebih tinggi pada periode tayangan untuk anak-anak.

* Iklan makanan & minuman yang kurang sehat yang ditujukan pada anak-anak.

16. Sudah banyak bukti yang menyatakan perilaku konsumsi ini akan diteruskan sampai dewasa nanti dan sulit dirubah jika tidak dilakukan intervensi sekarang sehingga anak-anak ini akan beresiko untuk menjadi diabetes saat dewasa.

17. Pola konsumsi buruk ini juga diikuti dengan kurangnya aktivitas fisik, terutama di daerah urban dimana ruang untuk beraktivitas semakin berkurang. Ditambahkan pula dengan kebiasaan merokok yang masih sangat tinggi. Ini semua menambahkan resiko diabetes dan komplikasinya.

18. Penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur karena gejala diabetes tipe 2 mungkin begitu ringan sehingga sering terabaikan selama bertahun-tahun, dan karena itu tetap tidak diobati. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi. Kita tidak bisa selalu bergantung pada gejala, untuk itu satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki diabetes harus melakukan tes.

19. Upaya deteksi Dini terintegrasi sepertiposbindu PTM dan merujuk Ke FKTP untuk memperoleh pelayanan sesuai standar merupakan hal penting untuk dilakukan bagi orang dengan diabetes. Apabila hal Ini tidak segera dilakukan maka akan terjadi peningkatan pembiayaan Kesehatan yang luar biasa dikarenakan pasien Diabetes masuk kelayanan pada tahap sudah lanjut dimana sudah terdapat komplikasi stroke, gagal Jantung, gagal Ginjal, kebutaan dll.

20. Peringatan HKS 2016 merupakan momentum yang tepat bagi kita untuk menyampaikan informasi kepada seluruh masyarakat dan meningkatkan kepedulian semua pihak untuk memperkuat upaya-upaya pengendalian faktor risiko penyakit Diabetes yaitu dengan mendorong dan membudayakan gaya hidup sehat untuk mengalahkan Diabetes sbb:

a. Mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, konsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap hari, kurangi penggunaan garam, gula dan lemak serta hindari makanan olahan/kemasan yang mengandung banyak gula dan garam.

b. Upayakan untuk bergerak secara aktif dengan melakukan aktifitas fisik/ olah raga secara baik, benar, teratur dan terukur (BBTT).

c. Jangan tunggu sakit, lakukan pemeriksaan kesehatan/deteksi dini faktor risiko  Diabetes secara teratur, awasi berat badan dan jaga agar tetap ideal (IMT 18-23), periksa gula darah dan tekanan darah secara berkala.

d. Bagi yang sudah menyandang Diabetes, ikuti saran medis dengan minum obat teratur, menjaga pola makan, beraktifitas fisik dan meningkatkan kemandirian.

e. Peningkatan jumlah penyandang Diabetes akan meningkatkan angka kecacatan, serta kematian dini (premature death), peningkatan pembiayaan kesehatan, meningkatkan beban JKN dan meningkatnya beban ekonomi Negara, untuk itu seluruh komponen bangsa harus bergerak bersama-sama dalam upaya menghentikan peningkatan jumlah penyandang Diabetes dengan mengendalikan faktor risikonya, mulai dari diri sendiri, keluar, kelompok masyarakat, kabupaten/kota, provinsi dan nasional.

21. Semoga upaya ini memberikan dampak nyata pada pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas dalam menyongsong era bonus demografi di 2030 nanti.  

22. Bagi yang sudah rajin berolah raga, teruskan semangat dan gerakannya. Untuk yang belum rajin, ayo mulai rajin melakukan gerakan olah raga, paling tidak 30 menit sehari, paling sedikit 150 menit seminggu. Bisa rutin berjalan kaki atau lari setiap pagi atau sore, main badminton, sepak bola, voli, berenang, pencak silat, senam, dan yoga. Atau menyapu dan mengepel rumah, membersihkan halaman.

23. Pemerintah daerah juga sekiranya bisa mendukung masyarakat berolah raga. Di banyak ibu kota propinsi saya lihat sudah mulai banyak disediakan taman berolah raga. Di Jakarta, dalam 5 tahun belakangan ini, makin banyak tersedia taman dimana masyarakat dapat berolah raga, paling tidak untuk berjalan kaki dan senam.

24. Untuk anggota masyarakat harus ikut berpartisipasi dengan mendorong penerapan gaya hidup sehat mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Lakukan saat ini juga.

Penutup:
1. Paling tidak mulai saat ini, ayo kita lebih banyak bergerak aktif. kalau masih bisa berjalan kaki karena jarak pergi pulang dekat, mungkin bisa jalan kaki atau naik sepeda, naik turun tangga. Kita banyak bekerja duduk, mungkin setiap sejam disediakan waktu berdiri, berjalan sebentar, minum.

2. Cukup minum air putih/bening sangat baik untuk kesehatan. Pilih minuman tawar daripada minuman manis. Banyak makan buah dan sayur. Untuk karbohidrat, nasi, mie, kentang, sagu, pasta, dan sebagainya, biasakan porsinya porsi sehat, tidak berlebih dan dikonsumsi dalam porsi Kecil saja, tidak berlebih.

3. Kementerian sudah membantu berdirinya Posbindu di setiap lingkungan masyarakat. Ini dimanfaatkan untuk membiasakan periksakan kesehatan secara berkala. Bisa rutin pergi ke Posbindu untuk periksa gula darah, sekalian periksa tekanan darah dan kolesterol, setiap 6 bulan sekali setidaknya. Kalau untuk yang sudah menyandang diabetes, tentunya harus lebih sering, sesuai anjuran dokter.  

4. Saya berharap ada kelompok-kelompok masyarakat atau komunitas yang mulai hari ini, membuat gerakan Cegah, Obati, Lawan Diabetes, misalnya, komitmen setiap pagi senam bersama, atau setiap minggu, atau komitmen individu yang dalam sebulan bisa menekan konsumsi gula. Kalau biasanya 2 sendok untuk teh manis pagi hari, jadi 1 sendok saja. Apa ada yang mau merubah kebiasaan sarapan, menjadi sarapan sehat? Atau mengurangi makan nasi dan mie menjadi porsi sehat. Sekarang di internet sudah banyak konsultasi ahli gizi dan referensi porsi yang sehat. Sudah banyak yang berinternet.

5. Untuk yang suka media sosial, bisa menulis blog untuk memberi informasi yang tepat. Bisa juga posting usaha kelompok, komunitas dan individu tadi, diberi tagar atau hashtag #Diabetes, lalu tambahkan misalnya #KurangiGula, #BanyakOlahRaga, atau #PeriksaKesehatan. Ini sambil memberi tahu dan menyemangati teman-teman atau saudara untuk juga bersama-sama melakukan gerakan mencegah dan melawan diabetes.      

6. Indonesia ada di peringkat ke 7 negara dengan penderita diabetes terbanyak. Setiap tahun, jumlah penderita bertambah terus. Dari survei registrasi penyakit, diabetes ini sudah jadi penyebab kematian utama di Indonesia. Diabetes juga menyebabkan komplikasi penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan karena Diabetic Retinopathy, amputasi karena gangrene dll yang berdampak pada kecacadan dan kematian dini (<70thn).

7. Ini sudah harus jadi tanda bahaya buat kita semua. Mungkin gaya hidup kita membuat kita berisiko tinggi terkena diabetes. Semuanya bisa dicegah dengan pola makan dan aktivitas fisik yang sehat. Kita semua bersama-sama berupaya mulai dari diri kita sendiri  supaya bebas dari penyakit-penyakit tadi.  Jadi, ayo, Cegah, Obati, Lawan Diabetes mulai sekarang juga ..... jangan tunda-tunda lagi.

*) Disampaikan oleh NIA NURKANIA MKes (Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Kota Bogor, Jawa Barat). Sumber: www.depkes.go.id, www.diskes.jabarprov.go.id.

Pewarta: Nia Nurkania MKes *)

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016