Sukabumi (Antara Megapolitan) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat dalam kurun waktu dua bulan yakni Januari hingga Februari jumlah warga yang tewas akibat bencana sebanyak 15 orang.
"Korban meninggal dunia tersebut tersebar di beberapa lokasi bencana, baik bencana yang disebabkan oleh alam maupun akibat ulah manusia sendiri seperti penambangan," kata Koordinator Pusat Pengedalian Operasai (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Yana Suryana di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, kasus bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi selama dua bulan terakhir ini mencapai 137 kasus, mulai dari bencana longsor, banjir dan puting beliung. Untuk korban yang meninggal dunia tersebut, pihaknya sudah memberikan bantuan baik berupa santunan maupun kebutuhan pokok.
Dari jumlah itu, delapan korban meninggal dunia bejenis kelamin laki-laki dan sisanya adalah wanita. Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban musibah bencana tersebut, tetapi ada beberapa balita yang turun menjadi korban. Selain itu, sebanyak 221 kepala keluarga atau 824 jiwa menjadi korban selama kurun waktu dua bulan itu.
"Tidak hanya menyebabkan jatuhnya korban jiwa, bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi ini juga merusak fasilitas lainnya seperti 80 rumah rusak berat, 16 rusak sedang dan 17 rusak ringan serta 132 rumah terancam. Kemudian ada dua sekolah yang rusak berat dan enam rusak sedang serta dua tempat ibadah rusak, enam jembatan rusak, 11 saluran irigasi rusak dan Bahkan 40 titik jalan rusak," tambah Yana.
Sementara itu, Kepala Bidang Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan awal Maret sudah ada 12 kecamatan yang dilanda bencana alam, bahkan yang terbaru pada Minggu, (20/3) yakni bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cibuhun, Desa Mangunjaya, Kecamatan Bantargadung menyebabkan tiga rumah yang rusak berat,empat rumah rusak sedang, tiga rusak ringan dan 11 rumah terancam.
"Untuk data sementara pada bulan ini, ada sembilan jembatan yang rusak, tiga saluran irigasi dan tiga saluran air bersih rusak, kemudian 11 rumah rusak berat, 19 rusak sedang dan 39 rusak ringan serta 34 rumah yang terancam. Untuk totalnya kami masih melakukan rekapitulasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Korban meninggal dunia tersebut tersebar di beberapa lokasi bencana, baik bencana yang disebabkan oleh alam maupun akibat ulah manusia sendiri seperti penambangan," kata Koordinator Pusat Pengedalian Operasai (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Yana Suryana di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, kasus bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi selama dua bulan terakhir ini mencapai 137 kasus, mulai dari bencana longsor, banjir dan puting beliung. Untuk korban yang meninggal dunia tersebut, pihaknya sudah memberikan bantuan baik berupa santunan maupun kebutuhan pokok.
Dari jumlah itu, delapan korban meninggal dunia bejenis kelamin laki-laki dan sisanya adalah wanita. Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban musibah bencana tersebut, tetapi ada beberapa balita yang turun menjadi korban. Selain itu, sebanyak 221 kepala keluarga atau 824 jiwa menjadi korban selama kurun waktu dua bulan itu.
"Tidak hanya menyebabkan jatuhnya korban jiwa, bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi ini juga merusak fasilitas lainnya seperti 80 rumah rusak berat, 16 rusak sedang dan 17 rusak ringan serta 132 rumah terancam. Kemudian ada dua sekolah yang rusak berat dan enam rusak sedang serta dua tempat ibadah rusak, enam jembatan rusak, 11 saluran irigasi rusak dan Bahkan 40 titik jalan rusak," tambah Yana.
Sementara itu, Kepala Bidang Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan awal Maret sudah ada 12 kecamatan yang dilanda bencana alam, bahkan yang terbaru pada Minggu, (20/3) yakni bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cibuhun, Desa Mangunjaya, Kecamatan Bantargadung menyebabkan tiga rumah yang rusak berat,empat rumah rusak sedang, tiga rusak ringan dan 11 rumah terancam.
"Untuk data sementara pada bulan ini, ada sembilan jembatan yang rusak, tiga saluran irigasi dan tiga saluran air bersih rusak, kemudian 11 rumah rusak berat, 19 rusak sedang dan 39 rusak ringan serta 34 rumah yang terancam. Untuk totalnya kami masih melakukan rekapitulasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016