Bogor (Antara Megapolitan) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Bogor, Jawa Barat siap mendukung dan menyukseskan Sensus Ekonomi 2016 yang akan diselenggarakan Mei 2016.

"Kadin sangat mendukung terlaksananya Sensus Ekonomi 2016 ini, kita instruksikan seluruh anggota untuk bersedia memberikan data yang valid pada saat sensus nanti," kata seorang pengurus Kadin Bogor Ibrahim Arsyad di Bogor Sabtu.

Ibrahim menyebutkan manfaat dari Sensus Ekonomi sangat penting, tidak hanya untuk mengambil kebijakan pembangunan ekonomi oleh pemerintah kota, provinsi maupun pusat, tetapi bagi Kadin juga sangat bermanfaat.

"Sensus ekonomi akan sangat bermanfaat bagi Kadin, melalui data sensus tersebut ada pemetaan di satu daerah potensi ekonomi yang berkembang," katanya.

Ia mengatakan di Kota Bogor sudah jenuh dengan industri perhotelan sehingga diharapkan melalui Sensus Ekonomi itu akan ada pemetaan potensi perekonomian terbaru, sehingga dapat menentukan arah sektor usaha yang potensial dikembangkan.

"10 tahun ini industri perhotelan sudah membludak, sudah jenuh. Dengan data sensus ekonomi kita bisa melihat peluang ekonomi sektor lain yang nantinya akan menjadi arahan KADIN dalam mengambil kebijakan, potensi bisnis apa yang bisa dikembangkan," katanya.

Ibrahim menambahkan, pihaknya berusaha untuk membantu BPS dalam melaksanakan Sensus Ekonomi 2016 dengan memberikan data selengkapnya pada saat petugas sensus melakukan pendataan.

"Kita minta seluruh anggota Kadin untuk membantu memberikan data, tidak ada data yang ditutup-tutupi, ini era keterbukaan informasi," katanya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, Jawa Barat meminta kejujuran perusahaan untuk memberikan data selengkapnya pada saat Sensus Ekonomi 2016 berlangsung bulan Mei mendatang.

"Karena kejujuran masyarakat, pengusaha dalam memberikan data akan menentukan arah pembangunan ekonomi di Kota Bogor kedepannya," kata Kepala BPS Kota Bogor Budi Hardiyono.

Budi mengatakan kejujuran para pengusaha terutama skala makro, menengah maupun mikro sangat diharapkan, karena keakuratan informasi data yang diberikan menjadi penentu kebijakan pembangunan ekonomi di Kota Bogor.

Menurutnya, ada kekhawatiran pengusaha untuk memberikan data terperinci terkait perkembangan usahanya, karena menghindari pajak. Kendala tersebut menjadi tantangan para petugas pencacah dari BPS dalam mendata.

Ia mencontohkan belum lama ini BPS melakukan rapat teknis yang mengundang 100 orang peserta di salah satu hotel. Ketika dilakukan pendatan rutin beberapa bulan berikutnya. Hotel tersebut tidak memasukkan data kegiatan yang dilakukan oleh BPS.

"Padahal bulan itu kita menggunakan layanan hotel dengan peserta 100 orang, tetapi dalam laporan jumlah okupansi mereka menyebutkan kurang dari jumlah tersebut," kata Budi.

Oleh karena itu, lanjut Budi, pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bogor, dan Kadin untuk mendukung terlaksananya sensus ekonomi 2016 yang hanya 10 tahun sekali dilakukan.

"Karena kalau kita tidak memberikan data yang akurat, kita akan kehilangan potensi ekonomi yang bisa kita kembangkan dan harus menunggu 10 tahun lagi, akan sangat disayangkan," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016