Sukabumi (Antara Megapolitan) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat menangani 946 kasus berbagai kekerasan dalam kurun waktu lima tahun terakhir sejak 2010-2015.

"Kasus kekerasan yang kami tangani ini seperti kekerasan terhadap anak, KDRT, pelecehan seksual, kekerasan fisik oleh kepala keluarga, perdagangan manusia, kekerasan pacaran, serta kasus lalinnya seperti perebutan harta gono gini dan hak asuh anak," kata Ketua P2TP2A Jabar, Netty Prasetyani Heryawan di Sukabumi, Jumat.

Menurut dia, dari banyaknya kasus kekerasan yang ditanganinya tersebut mayoritas kasus kekerasan terhadap anak yang mencapai 293 kasus. Namun demikian, dengan tingginya kekerasan di wilayah Jabar ini, pihaknya belum meminta atau mengusulkan kepada pemerintah setempat untuk menetapkan status darurat kekerasan terhadap anak.

Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan tersebut, seperti kelainan seksual, minimnya tingkat ekonomi keluarga, rendahnya pendidikan, jiwa yang konsumtif dan ada juga yang disebabkan oleh masalah sepele. Maka dari itu, pihaknya terus berupaya untuk menekan angka kekerasan tersebut dengan melalui berbagai program yang tidak hanya sosialisasi saja,

Untuk bantuan terhadap korban, dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan advokasi, terapi psikologis dan lain-lain. Sementara, peran P2TP2A lainnya yakni melakukan pencegahan, maupun promosi kepada masyarakat, sehingga masyarakat paham terhadap kasus kekerasan yang dialaminya dan berani melaporkan kepada pihak berwajib.

"Yang kami sayangkan masih banyak korban yang enggan melapor, seperti pada kasus KDRT dan pelecehan seksual. Padahal dengan cara melapor si korban bisa mendapatkan perlindungan dan pengobatan, serta jika tidak ingin diungkap identitasnya maka kami siap merahasiakannya," katanya menambahkan.

Netty mengatakan dari 27 kota dan kabupaten di Jabar hampir seluruhnya memiliki masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan, namun berbeda-beda karakternya. Untuk Kabupaten Sukabumi, mayoritas kasus kekerasan yang terjadi seperti pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

"Maka dari itu, pencegahan atau antisipasi agar tidak terjadi kasus seperti ini harus dimulai dari keluarga dan tanggung jawab semua pihak. Namun yang paling utama adalah terjalinnya komunikasi dengan baik sesama anggota keluarga sehingga khususnya si anak mudah terpantau aktivitas setiap harinya," kata istri dari Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan ini.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016