Bogor (Antara Megapolitan) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bogor, Jawa Barat, memberikan pelatihan keuangan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM agar dapat mengembangkan bisnisnya.
"Pelatihan ini membantu meningkatkan kecerdasan intelektual para pelaku UMKM di Kota Bogor, agar dapat mengembangkan bisnisnya," kata Ketua Dekranasda Kota Bogor, Yane Ardian Bima Arya, di Balai Kota, Rabu.
Yane mengatakan, ada dua tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM di Kota Bogor, yakni pengembangan usaha, dan buruknya pengelolaan keuangan karena minimnya pengetahuan.
"Meningkatkan pemahaman para pelaku usaha menjadi sangat penting, terutama dalam mengelola keuangan, agar bisnis atau usaha yang dijalankan tetap bertahan dan dapat mengembangkan ke level internasional," katanya.
Sebanyak 45 pelaku UMKM mengikuti pelatihan pengelolaan keuangan yang diselenggarakan oleh Dekranasda berkerja sama dengan Putra Sampoerna Foundation, Sampoerna University, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan HSBC.
Manajer Program Perbankan dan Keuangan HSBC Putra Sampoerna Foundation, Bambang Setiono menyebutkan, pelatihan dan pembinaan terhadap pelaku UMKM di Kota Bogor yang pertama kali diselenggarakan oleh pihaknya. Menurut rencana model pelatihan dan pembinaan tersebut akan digelar juga di Jakarta, dan Medan.
"Pelatihan ini menindaklanjuti hasil survei yang pernah kami lakukan bulan Novermber 2015 lalu, yang menunjukkan literasi dan inklusi terhadap bidang keuangan dan finansial para pelaku usaha di Bogor masih tergolong rendah," katanya.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena sekitar 50 persen pelaku usaha tidak memiliki pengetahun dasar di bidang pengelolaan keuangan.
Melalui pelatihan dan pembinaan tersebut, pelaku UMKM mendapatkan pembekalan dalam membuat laporan keuangan secara sederhana, cara pengaplikasian kredit bank, serta pelatihan e-commerce (e-dagang).
"Gabungan materi ini sangat diperlukan oleh UMKM, kita harapkan bisa menjadi sebuah program yang berkelanjutan begi para peserta terhadap para pelaku UMKM lainnya," katanya.
Ia mengatakan, tujuan pelatihan pendidikan perbankan dan keuangan kepada pelaku UMKM bertujuan untuk mendukung terciptanya literasi dan inklusi di bidang keuangan dan finansial yang optimal dengan mesyasar tiga kelompok utama yakni mahasiswa pelaku di bidang keuangan dan masyarakat umum.
"Untuk memulai tujuan itu, harus dimulai dari UMKM, sebagai sebuah lingkup usaha terkencil yang mampu mendorong perekonomian makro di Indoensia," katanya.
Sementara itu, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas VM Tarihoran menyebutkan, program literasi dan edukasi ini dapat membantu para pelaku UMKM untuk lebih mengenal mehamahami idustri keuangan.
"Dengan memahami industri keuangan, UMKM lebih mampu mengakses produk-produk keuangan serta membangun perilaku pengelolaan keuangan yang baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Pelatihan ini membantu meningkatkan kecerdasan intelektual para pelaku UMKM di Kota Bogor, agar dapat mengembangkan bisnisnya," kata Ketua Dekranasda Kota Bogor, Yane Ardian Bima Arya, di Balai Kota, Rabu.
Yane mengatakan, ada dua tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM di Kota Bogor, yakni pengembangan usaha, dan buruknya pengelolaan keuangan karena minimnya pengetahuan.
"Meningkatkan pemahaman para pelaku usaha menjadi sangat penting, terutama dalam mengelola keuangan, agar bisnis atau usaha yang dijalankan tetap bertahan dan dapat mengembangkan ke level internasional," katanya.
Sebanyak 45 pelaku UMKM mengikuti pelatihan pengelolaan keuangan yang diselenggarakan oleh Dekranasda berkerja sama dengan Putra Sampoerna Foundation, Sampoerna University, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan HSBC.
Manajer Program Perbankan dan Keuangan HSBC Putra Sampoerna Foundation, Bambang Setiono menyebutkan, pelatihan dan pembinaan terhadap pelaku UMKM di Kota Bogor yang pertama kali diselenggarakan oleh pihaknya. Menurut rencana model pelatihan dan pembinaan tersebut akan digelar juga di Jakarta, dan Medan.
"Pelatihan ini menindaklanjuti hasil survei yang pernah kami lakukan bulan Novermber 2015 lalu, yang menunjukkan literasi dan inklusi terhadap bidang keuangan dan finansial para pelaku usaha di Bogor masih tergolong rendah," katanya.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena sekitar 50 persen pelaku usaha tidak memiliki pengetahun dasar di bidang pengelolaan keuangan.
Melalui pelatihan dan pembinaan tersebut, pelaku UMKM mendapatkan pembekalan dalam membuat laporan keuangan secara sederhana, cara pengaplikasian kredit bank, serta pelatihan e-commerce (e-dagang).
"Gabungan materi ini sangat diperlukan oleh UMKM, kita harapkan bisa menjadi sebuah program yang berkelanjutan begi para peserta terhadap para pelaku UMKM lainnya," katanya.
Ia mengatakan, tujuan pelatihan pendidikan perbankan dan keuangan kepada pelaku UMKM bertujuan untuk mendukung terciptanya literasi dan inklusi di bidang keuangan dan finansial yang optimal dengan mesyasar tiga kelompok utama yakni mahasiswa pelaku di bidang keuangan dan masyarakat umum.
"Untuk memulai tujuan itu, harus dimulai dari UMKM, sebagai sebuah lingkup usaha terkencil yang mampu mendorong perekonomian makro di Indoensia," katanya.
Sementara itu, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas VM Tarihoran menyebutkan, program literasi dan edukasi ini dapat membantu para pelaku UMKM untuk lebih mengenal mehamahami idustri keuangan.
"Dengan memahami industri keuangan, UMKM lebih mampu mengakses produk-produk keuangan serta membangun perilaku pengelolaan keuangan yang baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016