Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI) mengajak semua komponen masyarakat untuk mewaspadai paham radikalisme dan intoleransi yang semakin cepat terutama peran keluarga harus dioptimalkan.

"JAMMI mengajak segenap masyarakat untuk mewaspadai dan membentengi keluarga dari paham radikalisme dan intoleransi," kata Koordinator Nasional JAMMI, Irfaan Sanoesi dalam keterangannya, Kamis.

JAMMI menilai strategi mereka yang dulu bergerak senyap sekarang justru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk secara gamblang melakukan propaganda nilai atau ideologi, perekrutan, hingga penggalangan dana.

Baca juga: JAMMI dukung Pemerintah tindak tegas dan melarang pengusung khilafah
Baca juga: Milenial Muslim apresiasi BNPT bekali santri literasi digital lawan radikalisme

"Media sosial bak belantara hutan rimba. Mereka mengoptimalkan media sosial guna merekrut jamaahnya. Jelas ini sebuah wake up call bagi bangsa kita," katanya.

"Kita mesti rapatkan barisan menangkal paham intoleransi dan takfirisme," ujarnya.

JAMMI mengajak para santri atau pelajar untuk memanfaatkan pesan damai lewat media sosial. Pesan untuk mengeratkan persatuan, toleransi dan menerima Pancasila sebagai dasar bernegara yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

"Konsep khilafah itu udah usang dimakan zaman. Pancasila adalah penanda negara modern yang mengakomodasi setiap elemen anak bangsa termasuk kalangan Islam," terangnya. 

Baca juga: Indonesia dan Belanda jalin kerja sama upaya pencegahan terorisme

Sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan bahwa penyebaran paham radikal belakangan terjadi sangat cepat.

"Penyebarluasan paham ideologi intoleransi radikalisme yang mengarah kepada terorisme seperti menyebar luasnya virus Covid-19 yang begitu cepat," kata Boy.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022