Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan imbauan kepada jamaah calon haji untuk membatasi aktivitas guna menghindari risiko penularan COVID-19 sebelum waktu keberangkatan ke Arab Saudi.

"Imbauannya, tolong sebelum berangkat, paling tidak seminggu sebelum berangkat, itu batasi aktivitas agar tidak tertular COVID-19 dulu, sehingga nanti PCR-nya bisa negatif saat mau berangkat," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana di Jakarta, Sabtu.

Kemenkes menyampaikan imbauan tersebut agar tidak ada lagi calon haji yang keberangkatannya ke Tanah Suci tertunda karena tertular COVID-19 dan harus menjalani karantina sampai dinyatakan negatif COVID-19 untuk berangkat ke Tanah Suci.

Baca juga: Jemaah calon haji Kloter 1 mendapat sambutan khusus di Madinah

Budi utamanya mewanti-wanti jamaah calon haji yang tergabung dalam kelompok-kelompok terbang terakhir untuk berhati-hati karena jika dinyatakan positif COVID-19 maka mereka tidak bisa berangkat berhaji ke Tanah Suci tahun ini.

"Hindari aktivitas yang berlebihan di luar, kontak dengan kerumunan massa yang banyak, dan sedapat mungkin dihindari agar bisa mulus pemberangkatannya," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan bahwa jamaah yang masuk ke asrama haji sudah dipastikan alam kondisi sehat dan siap beribadah.

Baca juga: Jamaah haji mengucap syukur setelah tiba di Madinah, Arab Saudi

Hilman berpesan kepada jamaah calon haji untuk mematuhi aturan yang berlaku di Indonesia maupun Arab Saudi demi kelancaran ibadah.

"Kita berharap komitmen kita semua para petugas yang mendampingi dan juga bagi jamaah. Kita semua saat ini mewakili bangsa Indonesia yang jutaan orang sedang antre mengikuti pelaksanaan haji," kata dia.

Dia juga meminta jamaah calon haji untuk disiplin menjaga diri serta mengikuti saran dari petugas kesehatan karena cuaca Arab Saudi sedang sangat panas dengan suhu mencapai 43 derajat Celsius.

Baca juga: Kemenag Kepri: 231 jamaah calon haji batal berangkat haji 2022

"Istirahat yang cukup dan ibadahnya banyak atau ibadahnya cukup dan istirahatnya juga cukup. Karena akan di sana 42 hari harus sampai pada puncak (pelaksanaan haji), wukuf, lempar jumroh, dan seterusnya," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022