Karawang (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mengimbau agar masyarakat menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang, karena lebih aman dan efisien.

"Saat ini peserta KB metode jangka panjang masih sedikit. Kepesertaannya jauh lebih banyak peserta KB metode jangka pendek," kata Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan setempat Banuara Nadeak, di Karawang, Selasa.

Program Keluarga Berencana (KB) jangka panjang tersebut di antaranya yang menggunakan implan, spiral atau "intrauterine device" (IUD), medis operatif wanita (MOW), serta kontrasepsi medis operatif pria (MOP).

Ia mengatakan, metode kontrasepsi jangka panjang sebenarnya lebih unggul dibandingkan dengan metode kontrasepsi yang lain.

Metode ini dianjurkan bagi perempuan yang ingin membuat jarak kehamilan relatif jauh setelah kelahiran anak pertama.

Metode kontrasepsi jangka panjang juga lebih aman, efektif, dan efisien. Karena memiliki rentang waktu yang lama, yakni implan selama tiga tahun dan IUD bisa sampai 10 tahun.

Catatan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan setempat, selama Januari-Desember 2015 terdapat 396.272 peserta KB aktif di Karawang. Tetapi peserta KB yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang masih cukup minim.

Peserta KB dengan metode spiral atau IUD mencapai 23.920 orang dan pengguna implan sebanyak 16.565 orang.

Kemudian peserta KB yang menggunakan kontrasepsi MOW sebanyak 10.693 orang, yang menggunakan kontrasepsi MOP sebanyak 3.614 orang.

Untuk pengguna alat kontrasepsi suntikan mencapai 205.108 orang dan pengguna pil sebanyak 128.159 orang. Sedangkan peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi kondom pada tahun 2015 itu sebanyak 8.213 orang.

"Semoga saja pada tahun ini peserta KB metode jangka panjang bisa meningkat," kata Banuara.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016