Ketua Umum Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ Ary Ginanjar Agustian mengapresiasi kehadiran para tokoh nasional pada acara syukuran Milad ke-22 ESQ yang mendukung pembangunan karakter bangsa.

"Ini merupakan bentuk dukungan dan komitmen dari para tokoh nasional terhadap pembangunan karakter bangsa," ujar Ary Ginanjar yang merupakan Founder ESQ Leadership Centre dalam keterangannya yang diterima di Kota Depok, Rabu.

Ia  menyebutkan saat ini sudah lebih dari 1,8 juta orang alumni ESQ dari berbagai penjuru dunia yang turut mewujudkan visi serta misi menuju peradaban Indonesia Emas 2045. Untuk menyatukan semua alumni tersebut, ESQ saat ini sudah menyiapkan platform digital ESQ.Net. 

Platform ini berupa super aps yang menggabungkan SDM, e-commerce dan sosial media yang selama ini terpisah. ESQ sejak awal yakin dan percaya pada Visi Indonesia Emas yang kemudian menyebar di kalangan alumni, hingga kini menjadi cita-cita bangsa yang dicanangkan oleh Bappenas dan digaungkan oleh semua pihak baik itu akademisi, politisi, pelaku bisnis dan lainnya.

Dalam momentum Milad ESQ ke-22 yang mengusung tema "Bersatu Mewujudkan Indonesia Emas” itu, Ary menyampaikan tahapannya yaitu Indonesia Emas Berkarakter 2020, Indonesia Emas Sejahtera 2030, Indonesia Emas Adi Daya 2045.

"Tonggak pertama Indonesia Emas Berkarakter saat nilai-nilai Ber-AKHLAK dijadikan Core Values atau Panduan Moral bagi ASN serta seluruh BUMN. ESQ mendukung hal tersebut di atas dengan mencanangkan Alumni ESQ BERAKHLAK 7 Budi Utama," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, saat sambutannya menyatakan bahwa 7 Budi Utama ESQ hampir sama dengan 9 karakter yang dibutuhkan oleh setiap penyelenggara negara agar bebas dari korupsi.

Ia menjelaskan, KPK sejak tahun 2004 sampai 2022 sudah hampir menangkap 1.400 koruptor. Namun ia menegaskan bahwa untuk membebaskan bangsa ini dari budaya korupsi bukan hanya dengan cara penangkapan namun bisa dengan cara pencegahan seperti memperbaiki sistem dan pembangunan karakter.

"Kami bersyukur ESQ dari tahun 2000 sudah sadar dan merasakan bahwa pentingnya pembangunan karakter itu lebih penting dari sekedar membangun otak, dari sekedar membangun keterampilan," ujarnya.

Ia juga menegaskan jangan sampai orang yang pintar tapi kurang karakternya dan spiritualnya. Lanjutnya mencontohkan, penguasa yang tidak berkarakter dan tidak berspiritual cenderung zalim, begitu pun pengusaha yang tidak berkarakter cenderung rakus.

"Intinya kami di lingkungan ESQ merasa menemukan tempat bahwa bangsa ini kedepan hanya akan mampu meraih Indonesia Emas yang sedang dicita-citakan kalau syaratnya berkarakter," kata Nurul Gufron.
 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022