Jakarta (Antara Megapolitan) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Din Syamsuddin mengatakan anak muda yang masih labil menjadi sasaran empuk bagi gerakan menyimpang, seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Di tengah perkembangan anak muda yang mencari jati diri ini yang kadang dimanfaatkan sejumlah gerakan menyimpang," kata Din di Jakarta, Rabu.

Bahkan, kata Din, anak yang masih mencari jati diri itu cenderung digiring Gafatar untuk tidak perlu menghormati orang tua kandung mereka jika berbeda pandangan.    

Menurut mantan Ketum Muhammadiyah ini, Gafatar juga memiliki kecenderungan untuk merekrut anggota baru secara halus. Dengan cara ini, banyak lapisan masyarakat yang ikut dengan Gafatar karena tertarik dengan program-programnya yang menawarkan tentang pemberdayaan masyarakat.

Sebelumnya, pihak Gafatar mengklaim jika organisasi kemasyarakatan ini tidak bergerak di ranah keagamaan tetapi lebih pada kegiatan sosial dan ekonomi.

Lewat laman resmi gafatar.org yang diakses pada Selasa (12/1), Ketua Umum Gafatar Mahful M Tumanurung mengatakan Gafatar tidak akan berevolusi menjadi organisasi keagamaan.

"Masalah keagamaan bukanlah menjadi ranah kerja Gafatar. Urusan agama kita serahkan kepada ahlinya dan pribadi masing-masing," katanya.

Laman gafatar.org sendiri kini tidak dapat diakses setelah ramai pemberitaan media massa menyoal keberadaan Gafatar di Indonesia.

Organisasi Gafatar sendiri tidak terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) tetapi terdaftar di Kementerian Dalam Negeri. (Ant).
    

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016