Tim Henka Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) meraih juara pertama pada ajang Bridge Design Competition di Nanyang Technology University (NTU), Singapura, setelah menyisihkan 94 tim yang mengikuti kompetisi tersebut.
NTU Bridge Design Competition merupakan lomba rancang jembatan berdasarkan suatu studi kasus yang ditentukan oleh panitia, yang diikuti oleh Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Mesir, dan India.
"Studi kasus yang dihadapi oleh Tim Henka FTUI adalah merancang jembatan di Choa Chu Kang North 6 dan Woodlands Road," kata Ketua Tim Henka FTUI Peter Hartono Halim dalam keterangannya, Sabtu.
Peter mengatakan lokasi ini memiliki kesulitan tersendiri di mana kontur tanah daerah tersebut tidak seragam serta adanya jalur pejalan kaki dan drainase yang tidak boleh dirusak.
"Selain itu, faktor kesulitan lainnya adalah kondisi keberadaan bangunan di sekitar lokasi pembangunan, sehingga perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang tidak mengganggu bangunan-bangunan tersebut," kata Peter.
Mereka membuat desain dan metode yang cocok guna menghadapi tantangan konstruksi pada lokasi tersebut. Jembatan yang dirancang memiliki panjang 224.775 meter dengan satu kurva Spiral-Circle-Spiral (SCS) dengan radius 95 meter.
Nantinya, jembatan akan terdiri dari sambungan jalan, satu jembatan balok, dan jembatan tunggal multibentang. Dua lajur jalan jembatan akan memiliki lebar masing-masing lajur 3,5 m dan lebar kedua tepinya 1,8 m untuk jalur pejalan kaki.
Tim Henka terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil angkatan 2019, yaitu Peter Hartono Halim, Ruben Agustinus Chesin, dan Antonio Novandy.
Sementara itu Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah mengatakan pencapaian ini membuktikan bahwa para mahasiswa FTUI mampu dan dapat berkompetisi di tingkat internasional. Ketiga mahasiswa FTUI ini membawa kebanggaan bagi bangsa dan negara, karena mampu berkompetisi di ajang internasional, sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Ia berharap, inovasi dan desain jembatan mahasiswa ini akan dapat diimplementasikan pada berbagai proyek pembangunan yang saat ini gencar dilaksanakan oleh pemerintah maupun industri swasta di berbagai penjuru negeri.
"Teknologi dan pemecahan masalah karya anak bangsa perlu mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak untuk dapat terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," ujar Herry.
Baca juga: FTUI raih juara pertama lomba rancang jembatan ramah lingkungan
Baca juga: FT-UI beri pelatihan siswa SMK Depok
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
NTU Bridge Design Competition merupakan lomba rancang jembatan berdasarkan suatu studi kasus yang ditentukan oleh panitia, yang diikuti oleh Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Mesir, dan India.
"Studi kasus yang dihadapi oleh Tim Henka FTUI adalah merancang jembatan di Choa Chu Kang North 6 dan Woodlands Road," kata Ketua Tim Henka FTUI Peter Hartono Halim dalam keterangannya, Sabtu.
Peter mengatakan lokasi ini memiliki kesulitan tersendiri di mana kontur tanah daerah tersebut tidak seragam serta adanya jalur pejalan kaki dan drainase yang tidak boleh dirusak.
"Selain itu, faktor kesulitan lainnya adalah kondisi keberadaan bangunan di sekitar lokasi pembangunan, sehingga perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang tidak mengganggu bangunan-bangunan tersebut," kata Peter.
Mereka membuat desain dan metode yang cocok guna menghadapi tantangan konstruksi pada lokasi tersebut. Jembatan yang dirancang memiliki panjang 224.775 meter dengan satu kurva Spiral-Circle-Spiral (SCS) dengan radius 95 meter.
Nantinya, jembatan akan terdiri dari sambungan jalan, satu jembatan balok, dan jembatan tunggal multibentang. Dua lajur jalan jembatan akan memiliki lebar masing-masing lajur 3,5 m dan lebar kedua tepinya 1,8 m untuk jalur pejalan kaki.
Tim Henka terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil angkatan 2019, yaitu Peter Hartono Halim, Ruben Agustinus Chesin, dan Antonio Novandy.
Sementara itu Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah mengatakan pencapaian ini membuktikan bahwa para mahasiswa FTUI mampu dan dapat berkompetisi di tingkat internasional. Ketiga mahasiswa FTUI ini membawa kebanggaan bagi bangsa dan negara, karena mampu berkompetisi di ajang internasional, sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Ia berharap, inovasi dan desain jembatan mahasiswa ini akan dapat diimplementasikan pada berbagai proyek pembangunan yang saat ini gencar dilaksanakan oleh pemerintah maupun industri swasta di berbagai penjuru negeri.
"Teknologi dan pemecahan masalah karya anak bangsa perlu mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak untuk dapat terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," ujar Herry.
Baca juga: FTUI raih juara pertama lomba rancang jembatan ramah lingkungan
Baca juga: FT-UI beri pelatihan siswa SMK Depok
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022