Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menyerahkan 68 unit motor sampah kepada setiap kelurahan untuk mengangkut sampah-sampah yang tidak terjangkau oleh truk.

"Masalah sampah menjadi prioritas tahun 2016 ini, target kita ingin bebersih melibatkan seluruh masyarakat. Untuk mengandalkan truk sampah saja tidak cukup butuh angkutan yang menjangkau kawasan terpencil," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, saat menyerahkan motor sampah di Balai Kota, Rabu.

Ia mengatakan, banyak warga mengeluhkan karena sampah di tempat tinggalnya tidak terangkut. Hal tersebut, menjadi catatan Pemerintah Kota Bogor untuk menambah jumlah armada motor sampah yang dapat menjangkau kawasan sempit dan terpencil.

"Motor sampah ini akan efektif, bisa masuk ke gang-gang, frekuensi pengangkutan bisa lebih sering dibanding truk, sehingga bisa mengangkut semua," katanya.

Menurutnya, pengadaan motor sampah dapat mengatasi masalah persampahan yang sedang dihadapi Pemerintah Kota Bogor, terlebih dengan adanya aksi penghadangan oleh warga Galuga, Kabupaten Bogor, beberapa hari yang lalu.

Ia mengatakan, perlu ada sistem yang kuat untuk mengatasi permasalahan kebersihan dan persampahan di Kota Bogor, terutama dalam mewujudkan target mendapatkan pengharagaan Adipura di tahun 2016.

"Dinas Kebersihan dan Pertamanan bergerak di hulu, memperbanyak TPST 3R di tingkat masyarakat, edukasi untuk memilah dan memilih sampah dengan melibatkan dinas pendidikan, kita juga sudah ada program Sekolah Adiwiyata, yang akan menjadi pelopor pionir kebersihan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor, Irwan Riyanto, menyebutkan tahun ini ada penambahan 68 motor sampah dari Kota Bogor, 10 unit bantuan dari Pemerintah Pusat dan lima unit dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Total kita punya ada 40 unit, ditambah 68 dan 15, jadi kekuatan armada motor sampah sekarang ada, 123 unit," katanya.

Ia mengatakan, satu unit motor sampah ini nilainya Rp30 juta, memiliki kapasitas angkut sekitar satu meter kubik sampah per sekali angkut.

"Tergantung berapa kali frekuensi angkutannya tergantung masing-masing kelurahan mengaturnya. Yang pasti mereka mengangkut sampah langsung dari masyarakat dan membuangnya di TPS terdekat, yang terjangkau oleh truk sampah," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016