Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Kota Depok Jawa Barat menggelar Training of Profesional Trader selama 3 hari mulai 18-20 April 2022 yang diikuti oleh para santri sebanyak 20 orang.
"Saya prihatin dengan akhir-akhir maraknya investasi online yang tidak benar, sehingga merugikan banyak masyarakat," kata Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Marsudi Syuhud disela-sela acara Training of Profesional Trader di Depok, Senin.
Para trainer yang memberikan pelatihan adalah Bari Arijono, S.Si, M.M (Crypto Preneuer/COO LOBO Investment), Mr.Wijaya (Praktisi/Mentor Trading Digital), dan Ariestho (Project Officer program Santri Financialpreneur)
Untuk itu kata dia para santri perlu dibekali dengan ilmu-ilmu bagaimana menentukan investasi secara online yang benar-benar aman dan tidak terjebak dalam money game yang bisa merugikan.
"Nantinya para santri akan praktek sendiri dengan kekuatannya sendiri. Karena santri belum punya modal maka pesantren yang akan membekali untuk memulai mereka," ujarnya.
Training ini juga kata Marsudi Syuhud dilakukan karena kedepannya sudah terlihat bagaimana banyak masyarakat sudah menderita kerugian yang tidak sedikit, sudah masuk duit banyak tiba-tiba karena money game uang itu hilang, ludeslah itu harapan.
"Saya prihtain dengan keadaan ini, untuk saya adakan pelatihan trader untuk para santri," jelasnya.
Sementara itu salah seorang trainer, Bari Arijono mengatakan saat ini merupakan keniscayaan dari kemajuan teknologi digital dengan melakukan investasi secara online dan ini hanya memindahkan pasar yang nyata atau tradisional ke pasar digital.
"Jika investor akan melakukan trading cabe maka dia akan melihat sendiri profil unicorn yang cabe," katanya.
Ia mengatakan Crypto itu tolak ukurnya adalah berapa banyak pertumbuhan komunitas yang menggunakan aset tersebut sebagai nilai jual, sehingga valuasi crypto ditentukan oleh seberapa aktif komunitas tersebut melakukan transaksi," ujarnya.
Sejak ekonomi digital marak di dunia China sudah membuktikan yang sduah menggeser ekonomi digital Amerika Serikat, dan ekonomi konvensional terbukti di beberapa negara maju mulai digerus ekonomi digital.
"Di Crypto sendiri transaksi atau volume bursa tradisional sudah mulai digeser oleh transaksi dan volume perdagangan Crypto itu sendiri," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Saya prihatin dengan akhir-akhir maraknya investasi online yang tidak benar, sehingga merugikan banyak masyarakat," kata Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Marsudi Syuhud disela-sela acara Training of Profesional Trader di Depok, Senin.
Para trainer yang memberikan pelatihan adalah Bari Arijono, S.Si, M.M (Crypto Preneuer/COO LOBO Investment), Mr.Wijaya (Praktisi/Mentor Trading Digital), dan Ariestho (Project Officer program Santri Financialpreneur)
Untuk itu kata dia para santri perlu dibekali dengan ilmu-ilmu bagaimana menentukan investasi secara online yang benar-benar aman dan tidak terjebak dalam money game yang bisa merugikan.
"Nantinya para santri akan praktek sendiri dengan kekuatannya sendiri. Karena santri belum punya modal maka pesantren yang akan membekali untuk memulai mereka," ujarnya.
Training ini juga kata Marsudi Syuhud dilakukan karena kedepannya sudah terlihat bagaimana banyak masyarakat sudah menderita kerugian yang tidak sedikit, sudah masuk duit banyak tiba-tiba karena money game uang itu hilang, ludeslah itu harapan.
"Saya prihtain dengan keadaan ini, untuk saya adakan pelatihan trader untuk para santri," jelasnya.
Sementara itu salah seorang trainer, Bari Arijono mengatakan saat ini merupakan keniscayaan dari kemajuan teknologi digital dengan melakukan investasi secara online dan ini hanya memindahkan pasar yang nyata atau tradisional ke pasar digital.
"Jika investor akan melakukan trading cabe maka dia akan melihat sendiri profil unicorn yang cabe," katanya.
Ia mengatakan Crypto itu tolak ukurnya adalah berapa banyak pertumbuhan komunitas yang menggunakan aset tersebut sebagai nilai jual, sehingga valuasi crypto ditentukan oleh seberapa aktif komunitas tersebut melakukan transaksi," ujarnya.
Sejak ekonomi digital marak di dunia China sudah membuktikan yang sduah menggeser ekonomi digital Amerika Serikat, dan ekonomi konvensional terbukti di beberapa negara maju mulai digerus ekonomi digital.
"Di Crypto sendiri transaksi atau volume bursa tradisional sudah mulai digeser oleh transaksi dan volume perdagangan Crypto itu sendiri," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022