Bertepatan dengan Hari Kesehatan Dunia setiap 7 April, Indonesia mendorong isu kesehatan sebagai salah satu pembahasan prioritas pada Presidensi G20 Indonesia.
"Berkaitan dengan isu arsitektur kesehatan global, Indonesia butuh mendorong tata kelola kesehatan yang lebih tangguh pascapandemi," kata Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, di Jakarta, Kamis.
Isu kesehatan yang didorong Indonesia melalui forum G20 tidak semata didasarkan pada kondisi dunia selama pandemi, namun juga memiliki kepentingan nasional.
Dedy mencontohkan, dengan pembahasan isu arsitektur kesehatan di forum internasional ini, Indonesia bisa bekerja sama untuk menciptakan sistem kesehatan lebih tangguh supaya masyarakat yang tinggal di daerah terpencil bisa mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik.
Di tengah pandemi ini, sektor kesehatan tidak luput dari digitalisasi. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah banyak orang yang menggunakan aplikasi telemedisin untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa berkunjung ke rumah sakit.
Digitalisasi bidang kesehatan, menurut Dedy, bisa memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal untuk masyarakat yang tinggal di wilayah pelosok.
"Ini bisa diperkuat melalui kerja sama dengan negara lain," kata Dedy.
Presidensi G20 Indonesia 2022 mengedepankan tiga isu prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan ekonomi, serta transisi energi berkelanjutan.
Baca juga: Kominfo perluas strategi untuk informasikan Presidensi G20
Kominfo, selaku penanggung jawab bidang komunikasi dan media untuk Presidensi G20 Indonesia, mengharapkan masyarakat memahami betapa pentingnya forum ini bagi Indonesia maupun dunia.
Negara anggota G20 memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global, yaitu sebesar 80 persen. Mereka juga berperan besar bagi sektor perdagangan, menguasai 75 persen perdagangan secara global.
Forum G20 juga bersifat strategis karena menguasai 60 persen populasi dunia. Pentingnya forum ini bagi masyarakat juga terlihat dari ketiga isu prioritas, yang disebut Dedy dekat dengan masyarakat.
Selain isu kesehatan, soal transisi energi juga dekat dengan masyarakat, misalnya bagaimana cara mengurangi konsumsi energi fosil dan beralih ke energi surya. Sementara pada isu transformasi digital, internet, apalagi sejak pandemi, sudah menjadi keutuhan sehari-hari masyarakat.
Data terbaru menunjukkan pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang, kebanyakan dari mereka mengakses media sosial. Menggunakan media sosial menyebabkan ada sejumlah data pribadi pengguna yang dikelola oleh penyelenggara sistem elektronik atau platform digital.
Oleh karena itu, perlu ada tata kelola data lintas negara yang disepakati.
Baca juga: Erick Thohir: Presidensi KTT G20 bukti kepercayaan negara-negara lain kepada Indonesia
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia diharapkan bantu atasi ketimpangan vaksinasi global
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Berkaitan dengan isu arsitektur kesehatan global, Indonesia butuh mendorong tata kelola kesehatan yang lebih tangguh pascapandemi," kata Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, di Jakarta, Kamis.
Isu kesehatan yang didorong Indonesia melalui forum G20 tidak semata didasarkan pada kondisi dunia selama pandemi, namun juga memiliki kepentingan nasional.
Dedy mencontohkan, dengan pembahasan isu arsitektur kesehatan di forum internasional ini, Indonesia bisa bekerja sama untuk menciptakan sistem kesehatan lebih tangguh supaya masyarakat yang tinggal di daerah terpencil bisa mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik.
Di tengah pandemi ini, sektor kesehatan tidak luput dari digitalisasi. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah banyak orang yang menggunakan aplikasi telemedisin untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa berkunjung ke rumah sakit.
Digitalisasi bidang kesehatan, menurut Dedy, bisa memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal untuk masyarakat yang tinggal di wilayah pelosok.
"Ini bisa diperkuat melalui kerja sama dengan negara lain," kata Dedy.
Presidensi G20 Indonesia 2022 mengedepankan tiga isu prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan ekonomi, serta transisi energi berkelanjutan.
Baca juga: Kominfo perluas strategi untuk informasikan Presidensi G20
Kominfo, selaku penanggung jawab bidang komunikasi dan media untuk Presidensi G20 Indonesia, mengharapkan masyarakat memahami betapa pentingnya forum ini bagi Indonesia maupun dunia.
Negara anggota G20 memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global, yaitu sebesar 80 persen. Mereka juga berperan besar bagi sektor perdagangan, menguasai 75 persen perdagangan secara global.
Forum G20 juga bersifat strategis karena menguasai 60 persen populasi dunia. Pentingnya forum ini bagi masyarakat juga terlihat dari ketiga isu prioritas, yang disebut Dedy dekat dengan masyarakat.
Selain isu kesehatan, soal transisi energi juga dekat dengan masyarakat, misalnya bagaimana cara mengurangi konsumsi energi fosil dan beralih ke energi surya. Sementara pada isu transformasi digital, internet, apalagi sejak pandemi, sudah menjadi keutuhan sehari-hari masyarakat.
Data terbaru menunjukkan pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang, kebanyakan dari mereka mengakses media sosial. Menggunakan media sosial menyebabkan ada sejumlah data pribadi pengguna yang dikelola oleh penyelenggara sistem elektronik atau platform digital.
Oleh karena itu, perlu ada tata kelola data lintas negara yang disepakati.
Baca juga: Erick Thohir: Presidensi KTT G20 bukti kepercayaan negara-negara lain kepada Indonesia
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia diharapkan bantu atasi ketimpangan vaksinasi global
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022