Beijing (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Sedikitnya 91 orang hilang akibat longsoran lumpur limbah dan bangunan penampungnya yang ambruk di kawasan industri di Tiongkok Selatan sehingga mengubur 33 gedung.

Perdana Menteri Li Keqiang memerintahkan penyelidikan atas bencana longsor yang terjadi pada Minggu di kota Shenzhen --yang berbatasan dengan Hong Kong.

Bencana itu terjadi beberapa bulan setelah ledakan kimia yang dahsyat di Tianjin, bagian utara negeri itu, dan menewaskan lebih dari 160 orang.

Lumpur longsor itu menerjang bangunan-bangunan bertingkat di kawasan industri Hengtaiyu di Kota Guangming, mengambrukannya serta menyeret puing-puing bangunan dalam arus sungai lumpur.

Warga setempat, Peng Jinxin, mengatakan bahwa lumpur itu datang bagai "gelombang tinggi" yang membuat penduduk berlarian.

"Pada suatu saat aliran lumpur itu hanya berjarak sekitar sepuluh meter dari saya," kata Peng kepada kantor berita pemerintah, Xinhua.

Televisi pemerintah menayangkan rekaman kejadian yang memperlihatkan bangunan-bangunan yang rusak teronggok berselaput   lumpur berwarna kecoklatan di sepanjang tepi kawasan industri.

Endapan lumpur menutup kawasan itu sekitar 60.000 meter persegi dan sedalam enam meter, lapor media pemerintah.

Ratusan petugas penyelamat berjuang mencari para penyintas setelah lumpur longsor itu menutupi semuanya sehingga hanya terlihat permukaan tanah berwarna kuning, tulis Xinhua.

Kementerian Sumber Daya Tanah menyatakan bahwa longsor terjadi akibat gunungan limbah yang ada di tempat tersebut yang terlalu banyak.

Pihak berwenang di tingkat provinsi mengirim petugas ke tempat kejadian untuk melakukan penyelidikan dan mengatakan bahwa timbunan lumpur itu menggunung curam sehingga "labil dan ambruk, kemudian menyebabkan bangunan penampungnya runtuh".

Saluran pipa gas alam di kota terdekat juga meledak seperti dilaporkan oleh televisi pemerintah, meskipun tidak diketahui apakah merupakan dampak dari longsor tersebut.

Xinhua mengatakan bahwa pipa gas tersebut milik Petrochina, perusahaan minyak terbesar di Tiongkok, membentang sepanjang 400 meter dan sudah "dikosongkan" sementara pipa sementara akan dibangun.

Presiden Tiongkok Xi Jinping meminta pihak berwenang di provinsi untuk melakukan tindakan meminimalkan korban, merawat mereka yang cedera dan menghibur keluarga yang berduka, tulis Xinhua.

Sebanyak 14 orang telah diselamatkan dan lebih dari 900 orang diungsikan dari tempat kejadian pada Minggu malam, sedangkan korban hilang terdiri atas 59 pria dan 32 perempuan.

Penerjemah: M. Dian A/Chaidar.
    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015