Bogor (Antara Megapolitan) - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyerahkan bantuan mesin pelet kepada 91 kelompok budidaya ikan (Pokdakan).

"Bantuan mesin pelet ini terdiri dari 30 mesin pelet tenggelam dan 61 mesin pelet terapung," kata Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam acara Temu Koordinasi Penerima Mesin Pelet, di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Ia mengatakan, bantuan mesin pelet tersebut merupakan bantuan yang dianggarkan tahun 2015, diberikan kepada kelompok budidaya ikan yang ada di Pulau Jawa dan Sumatera.

"Mesin pelet ini terdiri dari empat macam yakni mesin penepung, mesin pencampur, pencetak dan pemecah bungkil," katanya.

Dikatakannya, satu unit mesin pelet apung dapat memproduksi 200 kilogram per jam, sedangkan mesin pelet tenggelam berkapasitas 100 kg per jam. Kedua mesin menggunakan bahan bakar solar.

"Dengan memproduksi pelet sendiri, Pokdakan bisa menghemat biaya produksi sebesar Rp3.500 per kg dibanding harga pelet pabrikan yang mencapai Rp9.500 per kg," katanya.

Menurutnya, dengan bantuan mesin pelet ini Pokdakan dapat menekan biaya produksi pakan dengan memproduksi pelet sendiri, sehingga aktivitas budidaya ikan dapat berjalan lancar.

Selain dapat memenuhi kebutuhan sendiri, diharapkan Pokdakan yang menerima bantuan mesin dapat memproduksi pelet dalam jumlah lebih sehingga dapat menjualnya kepada pembudidaya lainnya dengan harga terjangkau.

"Jadi selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, dapat mensejahterakan para Pokdakan," katanya.

Slamet menambahkan, tahun 2015 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memberikan 91 mesin pelet dalam mendukung program pakan mandiri. Pada tahun 2016 mendatang, 80,04 persen daru total anggaran akan disalurkan untuk bantuan kepada masyarakat, salah satunya pengadaan mesin pelet ditargetkan sebanyak 340 unit.

"Selain memberikan bantuan mesin pelet, kita juga menyerahkan bantuan bahan baku pakan," katanya.

Salah satu penerima mesin pelet, Pokdakan Mina Bahari asal Musi Rawa, Sumatera Selatan, menilai mesin tersebut belum maksimal karena pelet yang dihasilkan tidak kering.

"Mesinnya bagus, tetapi ada kelemahan, pelet yang dihasilkan tidak kering, dan tidak padat, jadi hasilnya kurang bagus," kata Ketua Pokdakan Mina Bahari, Ahmad Ridwan.

Acara Temu Koordinasi Penerima Bantuan Mesin Pelet berlangsung selama tiga hari yakni 17-19 Desember. Para penerima diberikan pembekalan tata cara pengoperasioan mesin dan pembuatan pakan berkualitas dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015