Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah menerima hasil uji laboratorium sampel air yang diambil di lingkungan Kampus IPB Dramaga, yang menyatakan negatif dari bakteri.
"Hasil uji laboratorium untuk pengujian bakteri pada sampel air yang kita kirimkan, hasilnya negatif semua, tidak ditemukan adanya bakteri," kata Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Koesnadi, saat dihubungi Antara di Bogor, Rabu.
Koesnadi mengatakan, ketika kasus Hepatitis A menyerang sejumlah mahasiswa IPB pada 8 Desember, Dinas Kesehatan bergerak cepat untuk melakukan investigasi dengan mengambil sejumlah sampel air di wilayah tersebut.
"Sampel yang kita ambil adalah air, air diambil dari galon, air dari depot galon, dan air yang bersumber dari sumur. Sampel diambil dari enam titik yang ada di dalam dan luar kampus, termasuk asrama," kata Koesnadi.
Ia mengatakan, sampel tersebut diuji di Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit (BBTKL) Kementerian Kesehatan. Dengan pengujian bakteri serta virus Hepatitis A.
"Untuk pengujian bakteri yang diujikan yakni e-coly pathogen dan salmonella, hasilnya negatif tidak ada bakteri. Hanya untuk virus Hepatitis A masih menunggu hasilnya," katanya.
Dikatakannya, sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui kandungan virus Hepatitis A dalam sampel air yang sudah dikirimkan ke BBTKL Kemenkes tersebut.
"Jadi tidak benar kalau sudah ada yang merilis hasil uji laboratorium sampel air yang kita kirimkan. Saya sudah menelusurinya ke BBTKL dan Kementerian Kesehatan, sampai saat ini kita masih menunggu hasilnya," katanya.
Menurut Koesnadi, hasil uji laboratorium sampel terhadap virus Hepatitis A bisa jadi negatif karena virus yang diduga berkembang pada sampel bisa berganti yang baru, atau hilang karena pengaruh lingkungan.
"Hasil uji laboratorium terhadap sampel tidak menjadi positif, karena virus yang berkembang di air bisa berganti atau hilang," katanya.
Efektivitas pengujian dapat dilakukan apabila pengambilan sampel dilaksanakan pada hari kejadian atau selang waktu yang tidak terlalu lama pada saat virus berkembang, hingga menjangkiti sejumlah orang.
"Informasi kita dapatkan Tanggal 8 Desember malam, belasan mahasiswa dirawat karena Hepatitis A. Kita baru bisa turun keesokan harinya. Selain itu, informasi awal diperoleh bukan keterangan resmi dari IPB, tapi melalui sosial media, dan saya diinstruksikan pimpinan melalui whatsapp, untuk memastikannya," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sebanyak 37 mahasiswa IPB dirawat di rumah sakit karena terserang virus Hepatitis A.
IPB dan Dinas Kesehatan melakukan langkah cepat mencegah penularan dengan beberapa kegiatan, di antaranya pemeriksaan kesehatan massal untuk para mahasiswa, penyuluhan kebersihan lingkungan, asrama dan tempat tinggal (indekos), penyuluhan tentang penyakit Hepatitis A, penyuluhan tentang gizi seimbang dan pangan sehat, serta penyuluhan dan juga pendampingan kepada pengelola kantin, pedagang makanan dan warung tentang kantin sehat.
Kondisi terakhir, sejumlah mahasiswa IPB yang dirawat karena Hepatitis A telah berangsur pulih dan diperbolehkan pulang. Beberapa di antaranya juga telah mengikuti wisuda kelulusan yang berlangsung Rabu ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Hasil uji laboratorium untuk pengujian bakteri pada sampel air yang kita kirimkan, hasilnya negatif semua, tidak ditemukan adanya bakteri," kata Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Koesnadi, saat dihubungi Antara di Bogor, Rabu.
Koesnadi mengatakan, ketika kasus Hepatitis A menyerang sejumlah mahasiswa IPB pada 8 Desember, Dinas Kesehatan bergerak cepat untuk melakukan investigasi dengan mengambil sejumlah sampel air di wilayah tersebut.
"Sampel yang kita ambil adalah air, air diambil dari galon, air dari depot galon, dan air yang bersumber dari sumur. Sampel diambil dari enam titik yang ada di dalam dan luar kampus, termasuk asrama," kata Koesnadi.
Ia mengatakan, sampel tersebut diuji di Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit (BBTKL) Kementerian Kesehatan. Dengan pengujian bakteri serta virus Hepatitis A.
"Untuk pengujian bakteri yang diujikan yakni e-coly pathogen dan salmonella, hasilnya negatif tidak ada bakteri. Hanya untuk virus Hepatitis A masih menunggu hasilnya," katanya.
Dikatakannya, sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui kandungan virus Hepatitis A dalam sampel air yang sudah dikirimkan ke BBTKL Kemenkes tersebut.
"Jadi tidak benar kalau sudah ada yang merilis hasil uji laboratorium sampel air yang kita kirimkan. Saya sudah menelusurinya ke BBTKL dan Kementerian Kesehatan, sampai saat ini kita masih menunggu hasilnya," katanya.
Menurut Koesnadi, hasil uji laboratorium sampel terhadap virus Hepatitis A bisa jadi negatif karena virus yang diduga berkembang pada sampel bisa berganti yang baru, atau hilang karena pengaruh lingkungan.
"Hasil uji laboratorium terhadap sampel tidak menjadi positif, karena virus yang berkembang di air bisa berganti atau hilang," katanya.
Efektivitas pengujian dapat dilakukan apabila pengambilan sampel dilaksanakan pada hari kejadian atau selang waktu yang tidak terlalu lama pada saat virus berkembang, hingga menjangkiti sejumlah orang.
"Informasi kita dapatkan Tanggal 8 Desember malam, belasan mahasiswa dirawat karena Hepatitis A. Kita baru bisa turun keesokan harinya. Selain itu, informasi awal diperoleh bukan keterangan resmi dari IPB, tapi melalui sosial media, dan saya diinstruksikan pimpinan melalui whatsapp, untuk memastikannya," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sebanyak 37 mahasiswa IPB dirawat di rumah sakit karena terserang virus Hepatitis A.
IPB dan Dinas Kesehatan melakukan langkah cepat mencegah penularan dengan beberapa kegiatan, di antaranya pemeriksaan kesehatan massal untuk para mahasiswa, penyuluhan kebersihan lingkungan, asrama dan tempat tinggal (indekos), penyuluhan tentang penyakit Hepatitis A, penyuluhan tentang gizi seimbang dan pangan sehat, serta penyuluhan dan juga pendampingan kepada pengelola kantin, pedagang makanan dan warung tentang kantin sehat.
Kondisi terakhir, sejumlah mahasiswa IPB yang dirawat karena Hepatitis A telah berangsur pulih dan diperbolehkan pulang. Beberapa di antaranya juga telah mengikuti wisuda kelulusan yang berlangsung Rabu ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015