Sukabumi (Antara Megapolitan) - Data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada 2015 ini, surplus beras mencapai 350 ribu ton walaupaun ada penurunan sekitar 10 ribu ton dibandingkan tahun lalu.

"Hingga pertengahan Desember ini kami sudah bisa menghitung surplus beras, karena hingga akhir tahun sudah jarang petani yang panen beras karena memasuki masa tanam. Untuk target produksi beras pada tahun ini mencapai 640 ribu ton, tetapi hanya terpenuhi sekitar 630 ribu ton yang dikarenakan kemarau panjang," kata Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat di Sukabumi, Minggu.

Menurut dia, untuk kebutuhan beras warga Kabupaten Sukabumi pada tahun ini sekitar 280 ribu, sehingga produksi dikurangi kebutuhan menghasilkan surplus sekitar 350 ribu ton.

Namun, pada tahun ini ada target yang tidak terpenuhi yakni sasaran tanam yang disebabkan oleh kemarau yang sangat panjang, sehingga pada musim tanam ke dua yakni Mei petani tidak bisa menanam karena lahan pertaniann keburu kering akibat kemarau.

Imbasnya, luasan lahan yang panen pun berkurang sehingga target produksi tidak tercapai, namun Kabupaten Sukabumi masih bisa tetap surplus beras walaupun tidak sesuai target.

Pada 2014 lalu surplus beras mencapai 360 ribu ton dan diharapkan pada tahun depan atau 2016 surplus beras bisa naik sekitar 20 ribu ton, apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim penghujan di tahun depan akan lebih panjang sehingga masa tanam akan lebih panjang.

"Untuk produktivitas setiap hektarenya pada tahun ini bisa mencapai 60 kwintal gabah kering giling (GKG), padahal kami hanya menargetkan 57 kwintal/hektare," tambahnya.

Sudrajat mengatakan Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah lumbung beras nasional, bahkan menyumbang sedikitnya lima persen dari kebutuhan beras nasional. Diharapkan pada tahun depan musim penghujan akan lebih panjang, karena lahan pertanian di daerah ini merupakan sawah tadak hujan.

"Untuk luas lahan pertanian di Kabupaten Sukabumi mencapai 64 ribu hektare dan kami juga berharap agar lahan pertanian ini tidak ada yang alih fungsi agar bisa tetap menjadi pemasok beras terbesar di Indonesia," katanya.

Di sisi lain, jika melihat surplus beras ini seharusnya tidak ada lagi kata kekurangan pasokan dan harga beras yang mahal. Namun, kebanyakan petani menjual berasnya setelah panen langsung ke tengkulak yang berasal dari luar daerah. Tetapi, selama ini Kabupaten Sukabumi tidak pernah kekurangan beras, tapi yang harus diperbaiki adalah tata distribusi beras sehingga beras yang sudah dipanen tidak seluruhnya dijual, tetapi di simpan di lumbung sebagai cadangan jika terjadi kemarau panjang dan bencana alam.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015