Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 111 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Senin (24/1) pukul 00.00-24.00 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Selasa, menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat dua kali gempa hibrid atau fase banyak, dan dua kali gempa embusan.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan ketinggian sekitar 20 meter di atas puncak.

Pada periode pengamatan itu, tercatat sembilan kali guguran lava pijar keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.

Baca juga: Guguran lava pijar Merapi meluncur ke barat daya sejauh 1,5 kilometer

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 14 sampai 20 Januari 2022, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah Merapi.

Volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Gunung Merapi alami 144 kali gempa guguran

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
 

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022