Depok (Antara Megapolitan) - Hasil survei yang dilakukan oleh Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) menyebutkan lebih dari 90 persen warga Depok tidak mengetahui program-program dari calon wali kota dan wakil wali Kota Depok.

"Padahal warga akan memilih pasangan calon yang mempunyai program sesuai dengan aspirasinya," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Sri Budi Eko Wardani di Kampus UI Depok, Jumat.

Masa kampanye Pilkada Depok telah dimulai sejak 27 Agustus hingga 5 Desember 2015 namun ternyata program-program kerja para pasangan calon itu belum tersosialisasi.

Selama tiga bulan kampanye, warga tidak juga mengetahui program kerja masing-masing calon Walikota (cawalkot) Depok.

Sebanyak 92,2 persen warga Depok mengaku tidak tahu program kerja pasangan calon nomor urut 1, Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi.

Dan sebesar 93,7 persen warga tidak tahu program kerja pasangan nomor urut 2, Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna.

Survei ini terhadap 630 warga Depok berusia 17 tahun ke atas atau sudah mempunyai hak pilih.

Dhani sapaan akrab Sri Budi Eko Wardani melanjutkan, survei dilakukan sejak 27 Oktober hingga 6 November 2015 dengan asumsi populasi sebanyak 1.221.981 pemilih dan `margin error` dari penelitian sebanyak 3,99 persen.

Survei dan temuannya menyimpulkan bahwa proses pilkada masih jauh dari kondisi optimal.

Sosialisasi dan informasi masih dinilai minim dan berkebalikan dengan antusiasme warga yang dinilai tinggi.

Pilkada Kota Depok Jawa Barat diikuti oleh dua pasangan calon yaitu Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi yang diusung oleh PDI Perjuangan, PKB, PAN dan Nasdem. Pasangan calon ini mendapat nomor urut 1.

Sedangkan pasangan calon nomor urut 2 yaitu Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna yang diusung oleh PKS dan Gerindra serta didukung oleh Partai Demokrat.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015