Erick Thohir kembali mencatatkan beragam prestasi dalam memimpin Kementerian BUMN pada tahun 2021.

Sepanjang tahun ini, Erick berhasil memuluskan berbagai program Kementerian BUMN, mulai dari kinerja keuangan sampai dengan menggabungkan sejumlah perusahaan BUMN menjadi holding raksasa.

Dari sisi kinerja keuangan, selama tahun ini Kementerian BUMN berhasil meningkatkan laba bersih konsolidasi BUMN secara signifikan. Dari hanya sebesar Rp13 triliun pada akhir tahun 2020, laba bersih konsolidasi hingga triwulan ketiga di tahun 2021 sudah mencapai Rp61 Triliun.

Menuju akhir tahun, laba konsolidasi yang dihasilkan diperkirakan lebih besar lagi. Hasil keuangan tersebut berhasil dicapai melalui efisiensi dan perubahan model bisnis serta mengangkat kalangan profesional sebagai pimpinan di perusahaan-perusahaan BUMN.

Langkah mengangkat kalangan profesional itu, tentunya berhasil membuktikan keinginan Erick Thohir dalam menerapkan nilai inti AKHLAK sebagai fondasi utama dalam prinsip good corporate governance (GCG) BUMN.

Baca juga: Erick Rhohir apresiasi PLN bantu kemandirian ekonomi komunitas ODHA

Tidak heran jika pada tahun ini, melalui efisiensi dan profesionalitas, Kementerian BUMN berhasil mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan dari BPK selama 14 tahun berturut-turut, memperoleh status 100 persen taat dan patuh dalam penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).

Kemudian meraih skor tertinggi sepanjang sejarah Kementerian BUMN untuk Sistem Merit ASN sehingga menempati peringkat Kementerian dan Lembaga Pemerintahan terbaik, dianugerahi kategori sangat memuaskan untuk kerapian administrasi, serta memperoleh KPPU Awards sebagai bukti Kementerian BUMN dalam mendukung persaingan usaha yang sehat.

"Tentu keberhasilan di tahun 2021 ini harus disyukuri. Kami tidak boleh berpuas diri. Hal ini harus menjadi pelecut semangat agar kami terus bekerja, berkontribusi, dan menorehkan prestasi di tahun-tahun mendatang demi memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan bangsa Indonesia," ujar Erick Thohir.


Bank syariah

Prestasi monumental lainnya yang berhasil ditorehkan Erick Thohir di tahun ini adalah keberhasilannya menggabungkan bank-bank syariah BUMN ke dalam entitas bernama Bank Syariah Indonesia atau BSI.

BSI terbentuk dari penggabungan tiga Bank Syariah milik Himbara yakni Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Dengan terbentuknya BSI, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki Bank Syariah yang besar. Dengan total aset sekitar Rp247 triliun.

BSI bahkan menjadi bank nomor 7 terbesar di Indonesia sekaligus menjadi bank syariah berperingkat 11 di dunia. Hal ini jelas memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia.

Baca juga: Erick Thohir berharap program Banjar Creative Space bangkitkan ekonomi Bali

Tidak berapa lama setelah terbentuk, BSI juga mendapatkan izin resmi dari pemerintah Uni Emirat Arab untuk membuka cabang di salah satu pusat keuangan syariah yakni Dubai. Tentu saja hal itu membuat BSI selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuannya menjadi pemain kunci dalam industri perbankan syariah global, bahkan kehadiran kantor cabang BSI di Dubai dapat menjadi penanda rekam jejak pertama BSI di pasar global yang mana BSI akan menjadi bank dari Indonesia pertama yang memiliki kantor perwakilan di kawasan Timur Tengah.

Kehadiran BSI di Dubai ini tentunya dapat dipahami memiliki dua dampak signifikan, pertama kehadiran BSI di Dubai diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia.

Dampak kedua adalah hal tersebut juga dapat mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah, khususnya UEA. Terlebih lagi UEA adalah salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global, termasuk sukuk.


Holding raksasa

Tidak berhenti hanya di BSI, Erick Thohir juga berhasil membentuk dua holding raksasa yakni Holding Ultra Mikro dan Holding Pelindo.

Penggabungan Holding Ultra Mikro dilakukan melalui merger BRI, Pegadaian, dan PNM. Merger ini menunjukkan komitmen Kementerian BUMN dalam mendorong pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan daerah. Dengan memberikan kemudahan akses permodalan untuk sektor UMKM dan Ultra Mikro diharapkan tulang punggung ekonomi Indonesia tersebut dapat naik kelas.

Ini merupakan upaya nyata dari BUMN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Penggabungan sektor ultra mikro ini mendapat respon sangat bagus di bursa. Right issue BRI yang dilakukan pada September 2021 berhasil dilakukan dengan perolehan dana sebesar Rp96 triliun dan diakui sebagai right issue terbesar di ASEAN dan terbesar ke-3 di Asia. Pencapaian ini menunjukkan bahwa market optimis dan percaya dengan program transformasi yang dijalankan BUMN.

Sementara itu di sektor logistik, Erick Thohir terus melakukan terobosan untuk menekan biaya logistik di Indonesia yang masih lebih tinggi ketimbang negara-negara tetangga di Asia.

Baca juga: Menteri BUMN pastikan keandalan suplai listrik KTT G20 di Bali

Penggabungan Pelindo yang telah diupayakan selama 20 tahun berhasil terwujud pada Oktober 2021.

Dengan penyatuan tersebut, Pelindo kini menjadi operator terminal peti kemas nomor 8 terbesar di dunia dengan throughout 16,7 juta TEUs serta menjadi salah satu pemain utama pelabuhan dunia yang memiliki total aset Rp112 triliun. Penggabungan ini juga ditujukan untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi sehingga menurunkan biaya logistik nasional agar industri di Indonesia lebih kompetitif.

Keberhasilan Erick Thohir dalam memuluskan program-program Kementerian BUMN di tahun ini tidak hanya layak diacungi jempol, namun juga menjadi fondasi awal dalam membangun serta meningkatkan perekonomian Indonesia ke depannya.

Publik tentunya sangat menantikan prestasi apalagi yang akan ditorehkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir di tahun 2022, mengingat masih banyaknya peluang untuk memajukan perekonomian bangsa Indonesia melalui BUMN.

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021