Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menargetkan produksi perikanan budidaya pada 2016 mencapai 19,4 juta ton.
"Tahun ini target produksi 17,9 ton dan kami optomis bisa melampauinya sehingga tahun depan ada kenaikan target produksi yang salah satu lumbungnya berasal dari Sukabumi," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP RI, Slamet Soebjakto kepada Antara di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, peningkatan produksi perikanan budidaya terus di dorong melalui berbagai cara yang mendukung kemandirian dan keberlanjutan. Progam ini harus didukung dengan ketersediaan induk dan benih unggul dalam jumlah yang cukup. Produksi induk unggul dan benih bermutu untuk budidaya air tawar, salah satunya di upayakan melalui pertemuan jejaring induk unggul.
Produksi perikanan budidaya dari budidaya air tawar seperti nila, mas dan lele, sangat diandalkan baik untuk ketahanan pangan dan gizi. Kemudian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan menyediakan lapangan kerja di daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Bahwa saat ini usaha perikanan budidaya harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan budidaya," tambahnya.
Slamet mengtatakan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan maka produksi ikan dapat diperoleh secara berkelanjutan, tentunya harus diikuti dengan penerapan teknologi budidaya yang ramah lingkungan, seperti penggunaan teknologi bioflok, enzim pakan dan juga resirkulasi air.
Lebih lanjut, sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan RI untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya, khususnya pembudidaya ikan air tawar, perlu dilakukan terobosan dalam penyediaan pakan. Kemudian produksi induk unggul untuk komoditas nila, mas dan lele akan dipenuhi melalui pengembangan jejaring pemuliaan dan produksi induk unggul nasional.
"Kami yakin jika seluruh komponen ikit mendukung maka produksi ikan budidaya akan terus meningkat, bahkan jumla ikan yang diekspor pun akan lebih besar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Tahun ini target produksi 17,9 ton dan kami optomis bisa melampauinya sehingga tahun depan ada kenaikan target produksi yang salah satu lumbungnya berasal dari Sukabumi," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP RI, Slamet Soebjakto kepada Antara di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, peningkatan produksi perikanan budidaya terus di dorong melalui berbagai cara yang mendukung kemandirian dan keberlanjutan. Progam ini harus didukung dengan ketersediaan induk dan benih unggul dalam jumlah yang cukup. Produksi induk unggul dan benih bermutu untuk budidaya air tawar, salah satunya di upayakan melalui pertemuan jejaring induk unggul.
Produksi perikanan budidaya dari budidaya air tawar seperti nila, mas dan lele, sangat diandalkan baik untuk ketahanan pangan dan gizi. Kemudian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan menyediakan lapangan kerja di daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Bahwa saat ini usaha perikanan budidaya harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan budidaya," tambahnya.
Slamet mengtatakan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan maka produksi ikan dapat diperoleh secara berkelanjutan, tentunya harus diikuti dengan penerapan teknologi budidaya yang ramah lingkungan, seperti penggunaan teknologi bioflok, enzim pakan dan juga resirkulasi air.
Lebih lanjut, sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan RI untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya, khususnya pembudidaya ikan air tawar, perlu dilakukan terobosan dalam penyediaan pakan. Kemudian produksi induk unggul untuk komoditas nila, mas dan lele akan dipenuhi melalui pengembangan jejaring pemuliaan dan produksi induk unggul nasional.
"Kami yakin jika seluruh komponen ikit mendukung maka produksi ikan budidaya akan terus meningkat, bahkan jumla ikan yang diekspor pun akan lebih besar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015