Bogor, (Antara Megapolitan) - Pakar ekowisata IPB EKS Harini Muntasib mengatakan, Provinsi Banten memiliki potensi ekowisata yang cukup lengkap, namun sebagian besar belum terkelola secara optimal.

"Ekowisata yang baik adalah yang terjaga dari segi fungsi fisik, biologi dan sosial budaya," katanya di Pulau Umang, Pandeglang, Banten, Sabtu.

Guru Besar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekosiwata Fakultas Kehutanan itu mengatakan, kelengkapan ekowisata yang dimiliki Banten mulai dari air panas, hamparan pantai, pulau-pulau terpencil yang masih asri hingga kekayaan budaya seperti Suku Badui yang bersejarah.

Dikatakannya, selain fungsi fisik dan kondisi alamnya masih bagus, suatu kawasan ekowisata yang baik juga dapat memberdayakan masyarakat sekitar.

"Pada prinsipnya ekowisata yang ideal, masyarakat sekitar mendapat keuntungan dengan adanya kegiatan tersebut," kata dia.

Selain itu, lanjutnya, publik sebagai pasar merasa puas dengan wisata alam yang sesuai dengan harapannya.

Menurutnya, saat ini yang harus dilakukan untuk mengembangkan ekowisata Banten adalah melihat kembali keunikan daerahnya.

"Pemerintah daerah perlu menginventarisasi satu persatu sumber daya yang dapat diunggulkan dan perlu ada evaluasi diri," katanya.

Lebih lanjut Harini mengatakan, salah satu pulau terpencil yang diminati wisatawan di Privinsi Banten adalah Pulau Umang.

Jaraknya relatif dekat dengan Jakarta, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung.

Dibandingkan dengan Pulau Seribu, kondisinya sudah melebihi kapasitas, terlalu sering dan banyak yang mengunjungi, selain itu kualitas alamnya sudah mulai tercemar oleh aktivitas manusia.

"Pulau Umang menjadi alternatif sebagai pilihan wisata keluarga, perusahaan, maupun mancanegara," katanya.

Pulau Umang, lanjut dia, merupakan pulau yang dikembangkan dan ditata secara massal, namun masih mencoba mengakomodir alam sebagai daya tariknya.

Di antara daya tarik yang diandalkan, pemandangan seperti matahari terbit (sunrise), matahari terbenam (sunset) serta pasir pantai.

"Kondisi lautnya masih terjaga berkat pengelola pulau itu sendiri," katanya.

Menurutnya, adanya pengelolaan di Pulau Umang dapat menghindarkan dari perilaku yang dapat merusak kelestarian kawasan wisata seperti pengeboman ikan.

"Dengan dikelolanya kawasan tersebut, diharapkan lautnya juga ikut terjaga. Keindahan laut dan atraksi ikan hias akan tetap lestari. Karena yang dijual keindahan alamnya," kata dia.

Harini menambahkan, Pulau Umang dapat dijadikan ruang pamer memperkenalkan ekowisata Banten. Begitu juga dengan kawasan lainnya seperti Lebak, Cilegon, Pandeglang, dan Serang yang juga memiliki wisata yang indah.

"Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah `branding`, bagaimana cara mengemas potensi ekowisata semenarik mungkin. Ekowisata harus mencari potensi yang berbeda dengan tempat lain agar bisa dijual," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015