Palang Merah Indonesia (PMI) menyelenggarakan lokalatih Enhance Vulnerability Capacity Assessment (VCA) atau kajian risiko partisipasi yang diikuti perwakilan dari masing-masing pengurus/staf PMI tingkat kota/kabupaten dan provinsi se-Indonesia.

"Pelatihan ini sebagai salah satu bentuk peningkatan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) PMI dalam melakukan kajian di masyarakat," kata Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat .Ritola Tasmaya melalui pesan WhatsApp, Senin, (29/11) di Sukabumi, Jawa Barat.

Ia menjelaskan PMI memiliki banyak pengalaman dalam menjalankan berbagai upaya pengurangan risiko bencana di masyarakat serta beradaptasi dengan perubahan iklim sejak awal 2000.

Baca juga: Tingkatkan peran kehumasan 30 personel PMI diberikan pelatihan khusus

Tentunya, kata Ritola Tasmaya , setiap personel yang diterjunkan di lapangan, baik dalam upaya pencegahan maupun membantu proses penanggulangan bencana, harus bisa melakukan berbagai kajian risiko yang bisa saja timbul di masyarakat.

Sementara, penanggung jawab lokalatih Teguh Wibowo menambahkan kegiatan VCA yang diselenggarakan selama satu pekan dari 28 November sampai 3 Desember 2021 ini merupakan kegiatan kunci dalam proses kajian risiko di masyarakat di tingkat desa/kelurahan yang bertujuan mengetahui risiko yang bisa saja terjadi di daerahnya masing-masing.

Selain itu, ketersediaan dokumentasi kajian risiko sebagai salah satu cara untuk menyinergikan rencana pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Baca juga: PMI menyiapkan transformasi dan digitalisasi organisasi

Ia menambahkan kegiatan lokalatih yang didukung oleh Palang Merah Amerika (Amcross) dan juga Federasi Perhimpunan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasiona (IFRC) merupakan sebagai salah satu kegiatan strategis yang memasukkan komponen ketangguhan terkini dalam membangun masyarakat tangguh bencana di Indonesia.

Adapun komponen dimensi ketangguhan mulai memahami risiko, kesehatan, peluang ekonomi, sosial kohesi dan lainnya serta menguatkan berbagai informasi yang akan diambil saat proses kajian risiko.

"Dengan adanya pelatihan ini peserta dapat menerapkan pendekatan VCA dalam sebuah proses kajian risiko di masyarakat khususnya di daerah yang memikiki kerentanan (kerawanan) tinggi," katanya.

Baca juga: PMI komitmen wujudkan Indonesia bebas polio bersama IFRC dan USAID

Lokalatih ini diikuti oleh sejumlah peserta yang merupakan perwakilan dari kabupaten/kota serta provinsi diantaranya Provinsi Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, NTT dan Provinsi Maluku, demikian Teguh Wibowo.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021