Nasib kurang baik dialami ganda putra peringkat dua dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan karena terhenti di babak pertama Indonesia Open akibat cedera pinggang sehingga mempengaruhi permainan mereka melawan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

Cedera ini dialami Ahsan di gim ketiga saat The Daddies unggul 14-10 atas ganda putra asal Jepang itu, akibatnya permainan Hendra/Ahsan tak bisa berkembang dan berbalik disusul lawannya.

"Kurang lebih ada pengaruhnya ya, karena dia (Ahsan) bilang jadi tidak bisa loncat. Ya kami pun susah untuk mematikan lawan," kata Hendra menceritakan setelah pertandingan di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Baca juga: Kesabaran jadi kunci kemenangan Fajar/Rian di babak pertama Indonesia Open

Pada laga rubber game selama 60 menit ini, The Daddies membukukan skor 21-23, 21-15, 15-21. Pada gim penentu, The Daddies berpotensi memenangi pertandingan babak 32 besar namun peluang ini pupus setelah Ahsan mengalami cedera pinggang.

Setelah mendapat penanganan medis, permainan Ahsan sulit berkembang dan bahkan menjadi bulan-bulanan serangan dari Hoki/Kobayashi. Akibat cederanya ini, pergerakan Ahsan menjadi terbatas dan kesulitan melakukan pengembalian.

Hendra yang berusaha membantu rekannya dalam melakukan pengembalian juga tak maksimal karena kalah cepat oleh smes dan dropshot Hoki/Kobayashi yang akurat.

Baca juga: Bagas/Fikri menang melawan Reza/Sabar di babak pertama Indonesia Open

"Ya hari ini kalah lagi, tapi saya merasa permainan kami lebih baik hari ini. Walaupun kalah tapi untuk strateginya kurang lebih sudah menemukan yang pas," kata Hendra yang tak ditemani Ahsan karena cedera.

Selain cedera, Hendra juga menilai permainan lawan hari ini memang berbeda dibanding dua tahun lalu yang menjadi pertemuan terakhir mereka di ajang kompetisi.

Menurut Hendra, peningkatan paling signifikan dari Hoki/Kobayashi ialah pada aspek kesabaran dan kekuatan. Hal ini membuat The Daddies kesulitan mematikan lawannya.

Baca juga: Gregoria lega lolos babak pertama Indonesia Open 2021

"Perkembangan mereka bagus, sekarang susah mati dan sudah lebih kuat. Di poin-poin ketat mereka lebih yakin dan tidak mau adu drive, mereka buka serangan dulu baru serang balik," Hendra menceritakan.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021