Dubai (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Menurut perhitungan Reuters, kejadian mematikan di dekat Makkah, September lalu, menewaskan sedikit-dikitnya 2.070 orang, hampir tiga kali lipat dari jumlah korban tewas yang dilaporkan pemerintah Arab Saudi.

Arab Saudi mendapat kritikan keras tentang cara mereka menangani bencana tersebut. Keamanan selama menjalani ibadah haji menjadi masalah peka politik bagi kerajaan diperintah wangsa Al Saud itu, yang menyatakan diri pelindung Islam dan penjaga tempat suci di Makkah dan Madinah.

Jumlah korban tersebut, menurut keterangan negara, lembaga keagamaan dan media setempat, yang melaporkan di negara asal korban, adalah bencana tahunan terburuk menimpa jamaah haji sejak 1.400 orang tewas di terowongan pada 1990.

Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan pernyataan resmi berdasarkan atas perhitungan mereka bahwa 769 orang tewas dan 934 orang lain terluka, namun jumlah tersebut tidak pernah diperbarui sejak dua hari setelah bencana itu.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan perbedaan jumlah korban tewas mungkin dipengaruhi dari negara-negara yang juga menghitung jumlah jamaah yang meninggal secara alami.

Bencana itu memicu kritik keras dari musuh bebuyutan Arab Saudi, Iran, yang kehilangan paling banyak jamaah, dan dari negara-negara Muslim lainnya yang pernah menyuarakan penolakan mereka tentang kekuatan dan kekayaan Arab Saudi.

Kemarahan terutama dipicu oleh pernyataan awal pihak Saudi yang tampaknya menimpakan kesalahan pada para jamaah.

Usai bencana itu, Raja Saudi, Salman memerintahkan penyelidikan untuk mencari penyebab terjadinya insiden mematikan itu, namun tidak ditetapkan tanggal untuk mengumumkan hasil penyelidikan. Kritikus yang berasal dari pemerintah Saudi juga menuntut sebuah penyelidikan yanh independen.

Saat ditanya tentang jumlah korban tewas seperti yang dihimpun dan dilaporkan Reuters, juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi menyatakan komite tingkat tinggi telah dikerahkan untuk melakukan semua penyelidikan.

"Semua detail tentang masalah ini akan segera diumumkan setelah investigasi lengkap," katanya melalui surat elektronika.

Beberapa negara, termasuk Iran, menganggap bahwa bencana tersebut disebabkan pihak berwajib menghentikan kerumunan jamaah untuk memberi jalan pada pejabat VIP. Namun, tuduhan tersebut dibantah oleh pemerintah Saudi.

Iran melaporkan 465 orang warganya tewas dalam tragedi Mina. Negara lain dengan jumlah korban tewas terbanyak termasuk Indonesia 127 orang, India 116 orang, dan Pakistan 99 orang.

Penerjemah: Difa/B. Soekapdjo.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015