Presiden Joko Widodo mengawali agenda kerjanya di Roma, Italia, Sabtu, dengan mengadakan pertemuan bilateral bersama Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Splendide Royal tersebut, kedua pemimpin membahas tiga hal utama, mulai dari vaksinasi, pemulihan ekonomi hingga isu perubahan iklim.

"Untuk hubungan bilateral saya senang melihat kemajuan yang terus terjadi. Pertama, saya sampaikan apresiasi atas dukungan vaksin Australia untuk Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis vaksin telah tiba minggu lalu dan kami sambut baik rencana kedatangan 10,5 juta dosis vaksin," ujar Presiden Jokowi sebagaimana keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut Presiden, saat ini kondisi COVID-19 sudah sangat membaik. Positivity rate di Indonesia sudah mencapai di bawah 1 persen dan lebih 185 juta vaksin telah disuntikkan.



"Tidak kalah pentingnya protokol kesehatan masih terus kita jaga," imbuh Presiden.

Tren penanganan COVID-19 yang telah membaik tersebut membuka ruang bagi kedua negara untuk mulai memikirkan pemulihan ekonomi, termasuk di sektor pariwisata. Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengusulkan pembentukan vaccinated travel lane (VTL) Indonesia dan Australia dan kerja sama saling pengakuan sertifikat vaksin.

"Saya paham dua Menteri Luar Negeri sudah mulai mengomunikasikan kemungkinan kerja sama itu. Mudah-mudahan VTL dan pengakuan sertifikat vaksin dapat segera diselesaikan. Saya yakin ini akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi, tentu dengan aman," jelasnya.

Ketiga, Presiden Jokowi ingin agar Indonesia-Australia dapat terus melakukan kerja sama pembangunan ekonomi hijau dan transisi energi. Menurut Presiden Jokowi, isu teknologi dengan harga terjangkau dan investasi memegang peran penting bagi keberhasilan transformasi ekonomi.

"Oleh karena itu, saya sambut baik Joint Statement on Cooperation on the Green Economy and Energy Transition. Kerja sama yang termuat dalam joint statement ini sejalan dengan semangat Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022," ungkapnya.

Di masa Presidensi Indonesia, Presiden Jokowi ingin mendorong sejumlah kerja sama konkret di beberapa sektor utama, yakni digital, transisi energi, dan inklusi keuangan. Di sektor digital, Presiden Jokowi ingin memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan.

Di sektor transisi energi, G20 harus dapat memastikan ketersediaan teknologi rendah karbon dengan harga terjangkau sehingga transisi energi dapat dilakukan oleh semua negara. Sementara di sektor inklusi keuangan secara khusus Presiden menekankan soal UMKM dan perempuan.

"Saya harap dukungan kuat Australia bagi ketiga usulan Indonesia tersebut. Saya juga berharap untuk dapat menyambut Yang Mulia secara pribadi tahun depan saat KTT kami di Bali, tanggal 30-31 Oktober 2022," jelasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Baca juga: Presiden apresiasi kerja sama pertahanan Indonesia-Prancis
Baca juga: Presiden Joko Widodo tiba di Italia untuk menghadiri KTT G20
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021