Makassar, (Antara Megapolitan) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan selama satu tahun kepemimpinannya di bidang pertanian, Indonesia tidak lagi mengimpor beras.

"Tidak ada impor beras selama satu tahun, stok sekarang relatif sama. Sedangkan tahun lalu ada impor 800 ribu ton," kata Andi Amran Sulaiman saat mengisi kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar, Rabu.

Menurut dia, capaian tersebut cukup membanggakan karena di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah, para petani di Indonesia bisa terus menanam dan memanen.

Bahkan, kata dia, fenomena El Nino tahun ini lebih buruk dibandingkan El Nino yang sempat membuat produksi pangan anjlok pada 1998 dan mengharuskan Indonesia mengimpor beras sebanyak 7,1 juta ton untuk menyokong kebutuhan pangan 205 juta penduduknya.

"Kalau bekerja biasa-biasa saja kan seharusnya dengan penduduk kita yang mencapai 250 juta jiwa sekarang, kita mengimpor sekitar 8,8 juta ton. Tapi faktanya kita tidak mengimpor sama sekali," tutur Amran.

Selain itu, capaian penting lain di bidang pertanian yakni realisasi pembangunan atau rehabilitasi 1,56 juta hektare jaringan irigasi tersier atau 52 persen dari target 3 juta hektare, pendistribusian 60 ribu unit alsintan dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 4.000 unit, pembangunan 1.000 desa mandiri benih, cetak sawah 23 ribu hektare, serta peningkatan ekspor.

Beberapa komoditas ekspor utama selama satu tahun terakhir yaitu jagung (400 ribu ton), gula tebu (74 ribu ton), kacang hijau (6.181 ton), cabe (7.181 ton), dan ayam.

Indonesia, kata Amran, juga akan berupaya menggenjot produksi beras organik di 500 ribu hektare lahan, untuk kemudian diekspor ke Eropa.

Kebijakan pengendalian rekomendasi impor dan mendorong ekspor pada 2015 ini telah berhasil menghemat devisa negara hingga Rp52 triliun.

Tantangan ke depan, menurut pria asal Bone itu, yakni bagaimana mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki Indonesia, terutama dalam memaksimalkan produksi pangan dan kesejahteraan petani.

"Kita harus membangun `long storage`, dam, parit, sumur dangkal, dan embung. Ada rencana anggaran sekitar Rp5 triliun untuk merealisasikan itu," ujar Amran.

Pewarta: Yashinta Difa P

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015