Perkumpulan Relawan Jurnal Indonesia (RJI) merangkul seluruh pihak dari Sabang sampai Merauke yang memiliki semangat untuk memajukan publikasi.
"Salah satu tolak ukur majunya pendidikan di sebuah negara adalah banyaknya peneliti yang menulis di jurnal ilmiah," kata Dosen Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, Arbain dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Dikutip dari Scimago, negara maju seperti Amerika dan Tiongkok menjadi negara teratas dengan jumlah penulis terbanyak pada jurnal internasional bereputasi.
Sebagai sarana diseminasi hasil penelitian, gaung jurnal ilmiah elektronik di Indonesia tidak kalah menarik. Dilihat dari kuantitasnya, jumlah pemohon ISSN melalui Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) LIPI telah mencapai 75 ribu jurnal.
Dari sisi kualitas, jurnal Indonesia telah banyak masuk ke lembaga pengindeks internasional seperti DOAJ dan Scopus. Bahkan untuk pengindeks DOAJ, Indonesia telah mengungguli beberapa negara seperti Inggris dan Brazil sebagai negara penerbit jurnal yang terindeks DOAJ tersebut.
Untuk meningkatkan kualitas jurnal ilmiah tersebut, sejak tahun 2017 pemerintah telah meluncurkan program Akreditasi Jurnal (ARJUNA). Sampai saat ini sudah ada 5990 jurnal terakreditasi yang dapat dilihat pada website Science and Technology Index (SINTA). yang terakreditasi yang di bagi mulai dari level
Capaian tersebut tidak lepas dari usaha pemerintah seperti pemberian insentif, hibah dan pelatihan kepada pengelola jurnal.
Tidak hanya pemerintah, gerakan masif lainnya terkait dunia jurnal elektronik juga dilakukan oleh berbagai institusi maupun organisasi. Salah satunya adalah Relawan Jurnal Indonesia.
Ia menjelaskan sejak berdiri pada tahun 2016 melalui Musyawarah Nasional, RJI telah melaksanakan banyak pelatihan dan lokakarya tata kelola jurnal ilmiah elektronik di berbagai daerah.
Munas tersebut juga telah membentuk kepengurusan RJI pada tingkat pusat yang memilih Andri Putra Kesmawan, M.AP selaku ketua. Kemudian secara kolektif menetapkan tujuan RJI yaitu memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga untuk pengembangan publikasi ilmiah di Indonesia pada khususnya dan di dunia pada umumnya.
Dengan motto "Berbagi Giatkan Publikasi", RJI telah menyiapkan sebuah forum diskusi melalui https://forumrelawanjurnal.id kepada seluruh pengelola jurnal yang mengalami masalah. Seluruh pertanyaan akan dijawab oleh anggota RJI sesuai dengan kompetensinya.
Bagi pengelola jurnal baru yang ingin memperdalam tata kelola jurnal, RJI menyiapkan jurnal latihan gratis https://dev.relawanjurnal.id/website-latihan-jurnal/ kepada pengelola jurnal baik itu Open Journal system (OJS) dua (2) maupun Open Journal system (OJS) tiga (3).
Selain itu melalui kanal YouTubenya https://youtube.com/c/ChannelRJI, RJI telah menyiapkan ratusan video maupun tutorial penggunaan jurnal elektronik sampai dengan penerbitannya.
Pada Januari 2020, layanan lokakarya maupun pelatihan gratis sudah menggunakan zoom meeting. Kegiatan tersebut telah berkembang tidak hanya pada tata kelola namun sampai ke materi penunjang jurnal lainnya seperti indeksasi dan penulisan.
Dalam rangka melanjutkan visi dan misinya, tahun 2021 ini RJI telah membuat layanan 1000 jurnal terakreditasi https://1000jurnalterakreditasi.id. Layanan yang dilaksanakan secara daring ini dapat mempertemukan antara pengelola jurnal dan supervisor RJI secara gratis.
Tidak hanya akreditasi jurnal yang menjadi target pendampingan namun teknis pengelolaan jurnal lainnya seperti Digital Object Identifier (DOI), indekasi Directory Open Access Journal (DOAJ) serta perbaikan tampilan jurnal.
Layaknya sebuah algoritma, seluruh layanan maupun kegiatan RJI tersebut diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah pengelola jurnal ilmiah elektronik serta memajukan pendidikan di Indonesia.
Dengan jumlah anggota sebanyak 664 orang, rekam jejak seluruh anggota RJI dapat dipantau melalui website aggota RJI serta materi yang diunggah pada situ Zenodo https://zenodo.org/communities/rji/?page=1&size=20
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Salah satu tolak ukur majunya pendidikan di sebuah negara adalah banyaknya peneliti yang menulis di jurnal ilmiah," kata Dosen Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, Arbain dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Dikutip dari Scimago, negara maju seperti Amerika dan Tiongkok menjadi negara teratas dengan jumlah penulis terbanyak pada jurnal internasional bereputasi.
Sebagai sarana diseminasi hasil penelitian, gaung jurnal ilmiah elektronik di Indonesia tidak kalah menarik. Dilihat dari kuantitasnya, jumlah pemohon ISSN melalui Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) LIPI telah mencapai 75 ribu jurnal.
Dari sisi kualitas, jurnal Indonesia telah banyak masuk ke lembaga pengindeks internasional seperti DOAJ dan Scopus. Bahkan untuk pengindeks DOAJ, Indonesia telah mengungguli beberapa negara seperti Inggris dan Brazil sebagai negara penerbit jurnal yang terindeks DOAJ tersebut.
Untuk meningkatkan kualitas jurnal ilmiah tersebut, sejak tahun 2017 pemerintah telah meluncurkan program Akreditasi Jurnal (ARJUNA). Sampai saat ini sudah ada 5990 jurnal terakreditasi yang dapat dilihat pada website Science and Technology Index (SINTA). yang terakreditasi yang di bagi mulai dari level
Capaian tersebut tidak lepas dari usaha pemerintah seperti pemberian insentif, hibah dan pelatihan kepada pengelola jurnal.
Tidak hanya pemerintah, gerakan masif lainnya terkait dunia jurnal elektronik juga dilakukan oleh berbagai institusi maupun organisasi. Salah satunya adalah Relawan Jurnal Indonesia.
Ia menjelaskan sejak berdiri pada tahun 2016 melalui Musyawarah Nasional, RJI telah melaksanakan banyak pelatihan dan lokakarya tata kelola jurnal ilmiah elektronik di berbagai daerah.
Munas tersebut juga telah membentuk kepengurusan RJI pada tingkat pusat yang memilih Andri Putra Kesmawan, M.AP selaku ketua. Kemudian secara kolektif menetapkan tujuan RJI yaitu memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga untuk pengembangan publikasi ilmiah di Indonesia pada khususnya dan di dunia pada umumnya.
Dengan motto "Berbagi Giatkan Publikasi", RJI telah menyiapkan sebuah forum diskusi melalui https://forumrelawanjurnal.id kepada seluruh pengelola jurnal yang mengalami masalah. Seluruh pertanyaan akan dijawab oleh anggota RJI sesuai dengan kompetensinya.
Bagi pengelola jurnal baru yang ingin memperdalam tata kelola jurnal, RJI menyiapkan jurnal latihan gratis https://dev.relawanjurnal.id/website-latihan-jurnal/ kepada pengelola jurnal baik itu Open Journal system (OJS) dua (2) maupun Open Journal system (OJS) tiga (3).
Selain itu melalui kanal YouTubenya https://youtube.com/c/ChannelRJI, RJI telah menyiapkan ratusan video maupun tutorial penggunaan jurnal elektronik sampai dengan penerbitannya.
Pada Januari 2020, layanan lokakarya maupun pelatihan gratis sudah menggunakan zoom meeting. Kegiatan tersebut telah berkembang tidak hanya pada tata kelola namun sampai ke materi penunjang jurnal lainnya seperti indeksasi dan penulisan.
Dalam rangka melanjutkan visi dan misinya, tahun 2021 ini RJI telah membuat layanan 1000 jurnal terakreditasi https://1000jurnalterakreditasi.id. Layanan yang dilaksanakan secara daring ini dapat mempertemukan antara pengelola jurnal dan supervisor RJI secara gratis.
Tidak hanya akreditasi jurnal yang menjadi target pendampingan namun teknis pengelolaan jurnal lainnya seperti Digital Object Identifier (DOI), indekasi Directory Open Access Journal (DOAJ) serta perbaikan tampilan jurnal.
Layaknya sebuah algoritma, seluruh layanan maupun kegiatan RJI tersebut diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah pengelola jurnal ilmiah elektronik serta memajukan pendidikan di Indonesia.
Dengan jumlah anggota sebanyak 664 orang, rekam jejak seluruh anggota RJI dapat dipantau melalui website aggota RJI serta materi yang diunggah pada situ Zenodo https://zenodo.org/communities/rji/?page=1&size=20
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021