Bogor, 12/5 (ANTARA) - Tim relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang tergabung dalam tim Charly berhasil menemukan puing-puing pesawat dan jenazah yang diduga pilot pesawat Sukhoi Superjet 100.
"Kami menduga ini pilot karena rambutnya pirang, dan di dekat ia ditemukan ada parasut," kata Ading, relawan ACT saat ditemui usai turun dari Gunung Salak, Sabtu.
Ading menyebutkan, jenazah yang diduga pilot pesawat tersebut ditemukan tergantung di antara perpohonan dengan kondisi tidak utuh.
Separuh tubuh bagian kaki tidak utuh. Sementara bagian tubuh telah hangus terbakar.
"Yang membuat heran rambutnya yang pirang masih terlihat utuh sehingga kita bisa mengenali dia orang bule," katanya.
Ading menyebutkan, selain menemukan jenazah dan potongan-potongan daging yang bertebaran di lokasi ledakan pesawat, tim mereka juga menemukan sejumlah tas tangan, kaos yang bertuliskan Sukhoi dan monitor televisi.
Selain itu, beberapa puing pesawat juga terlihat betebaran di lokasi ditemukannya jenazah.
Menurut Ading, posisi pesawat ditemukan di puncak Salak II atau tidak jauh dari jalur pendakian Ciapus.
"Lokasinya dekat sekali dengan jalur pendakian Ciapus. Jika memang ingin cepat bisa lewat jalur ini, karena sudah ada jalur pendakian," katanya.
Dirinya bersama dua orang rekan relawan dari ACT dan Al-Fatah Rescue berangkat bersama tiga orang warga.
Mereka berangkat dari Posko BET (Balai Embrio Ternak) pada Jumat (11/5) pukul 06.00 WIB dengan misi sebagai pembuka jalur bagi tim lainnya.
Mereka berangkat bersama Bruce (25) dari ACT dan Aep Saefullah dari Al-Fataf Rescue dan tiga orang warga masyarakat setempat.
Sekitar pukul 14.00 WIB tim berada di turunan dekat Curug Nangka di samping jalur pendakian Taman Nasional Gunung Salak-Halimun.
Dari lokasi tersebut tim berjalan selama empat jam menuju tebing puncak Salak II yang ditabrak oleh pesawat.
"Untuk sampai ke puncak Salak II kita harus menuruni lembah dengan kemiringan 85 derajat dan kedalaman 200 meter lebih," katanya.
Saat turun tersebut, kata Ading, tim mereka hanya mengandalkan akar-akar perpohonan untuk sampai ke lembah.
Setelah sampai di lembah tim kembali mendaki menuju Puncak Salak II. Di sana tim menemukan bangkai pesawat dan jenazah yang diduga pilot serta beberapa potongan daging.
Ia menyebutkan, saat turun di lembah, tim mereka bergabung dengan anggota Kopassus TNI-AD yang ikut mengevakuasi jenazah yang diduga pilot tersebut.
Jarak tempuh yang jauh dan medan yang sulit, membuat tim evakuasi bermalam di gunung.
Pada Sabtu (13/5) pagi, tim evakuasi akan melanjutkan perjalanan turun dengan mengambil jalur Ciapus.
"Kami tiba di Ciapus sekitar pukul 11.00 WIB. Jenazah pilot sudah dijemput dan dibawa pakai helikopter. Lalu kami kembali ke posko BET membawa puing pesawat yang ternyata ada dua potongan dagingnya," kata Bruce.
Sesampainya di Posko, Ading, Bruce dan Aep langsung melaporkan temuannya kepada Komandam Korem 061/Suryakencana Kolonel (Inf) AM Putranto.
Tim Ading menyerahkan serpihan puing dan daging tersebut ke posko untuk selanjutnya dikirim petugas ke Halim Perdanakusuma.
Sementara itu, Danrem AM Putranto menyebutkan hingga pukul 16.24 WIB sudah 16 kantong jenazah yang dikirim ke Halim.
"Dari 16 kantong jenazah itu, dua di antaranya berisikan barang-barang seperti dompet, tas, dan macam-macam," kata Danrem.
Ia menyebutkan evakuasi masih terus dilakukan hingga seluruh korban dapat ditemukan.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Kami menduga ini pilot karena rambutnya pirang, dan di dekat ia ditemukan ada parasut," kata Ading, relawan ACT saat ditemui usai turun dari Gunung Salak, Sabtu.
Ading menyebutkan, jenazah yang diduga pilot pesawat tersebut ditemukan tergantung di antara perpohonan dengan kondisi tidak utuh.
Separuh tubuh bagian kaki tidak utuh. Sementara bagian tubuh telah hangus terbakar.
"Yang membuat heran rambutnya yang pirang masih terlihat utuh sehingga kita bisa mengenali dia orang bule," katanya.
Ading menyebutkan, selain menemukan jenazah dan potongan-potongan daging yang bertebaran di lokasi ledakan pesawat, tim mereka juga menemukan sejumlah tas tangan, kaos yang bertuliskan Sukhoi dan monitor televisi.
Selain itu, beberapa puing pesawat juga terlihat betebaran di lokasi ditemukannya jenazah.
Menurut Ading, posisi pesawat ditemukan di puncak Salak II atau tidak jauh dari jalur pendakian Ciapus.
"Lokasinya dekat sekali dengan jalur pendakian Ciapus. Jika memang ingin cepat bisa lewat jalur ini, karena sudah ada jalur pendakian," katanya.
Dirinya bersama dua orang rekan relawan dari ACT dan Al-Fatah Rescue berangkat bersama tiga orang warga.
Mereka berangkat dari Posko BET (Balai Embrio Ternak) pada Jumat (11/5) pukul 06.00 WIB dengan misi sebagai pembuka jalur bagi tim lainnya.
Mereka berangkat bersama Bruce (25) dari ACT dan Aep Saefullah dari Al-Fataf Rescue dan tiga orang warga masyarakat setempat.
Sekitar pukul 14.00 WIB tim berada di turunan dekat Curug Nangka di samping jalur pendakian Taman Nasional Gunung Salak-Halimun.
Dari lokasi tersebut tim berjalan selama empat jam menuju tebing puncak Salak II yang ditabrak oleh pesawat.
"Untuk sampai ke puncak Salak II kita harus menuruni lembah dengan kemiringan 85 derajat dan kedalaman 200 meter lebih," katanya.
Saat turun tersebut, kata Ading, tim mereka hanya mengandalkan akar-akar perpohonan untuk sampai ke lembah.
Setelah sampai di lembah tim kembali mendaki menuju Puncak Salak II. Di sana tim menemukan bangkai pesawat dan jenazah yang diduga pilot serta beberapa potongan daging.
Ia menyebutkan, saat turun di lembah, tim mereka bergabung dengan anggota Kopassus TNI-AD yang ikut mengevakuasi jenazah yang diduga pilot tersebut.
Jarak tempuh yang jauh dan medan yang sulit, membuat tim evakuasi bermalam di gunung.
Pada Sabtu (13/5) pagi, tim evakuasi akan melanjutkan perjalanan turun dengan mengambil jalur Ciapus.
"Kami tiba di Ciapus sekitar pukul 11.00 WIB. Jenazah pilot sudah dijemput dan dibawa pakai helikopter. Lalu kami kembali ke posko BET membawa puing pesawat yang ternyata ada dua potongan dagingnya," kata Bruce.
Sesampainya di Posko, Ading, Bruce dan Aep langsung melaporkan temuannya kepada Komandam Korem 061/Suryakencana Kolonel (Inf) AM Putranto.
Tim Ading menyerahkan serpihan puing dan daging tersebut ke posko untuk selanjutnya dikirim petugas ke Halim Perdanakusuma.
Sementara itu, Danrem AM Putranto menyebutkan hingga pukul 16.24 WIB sudah 16 kantong jenazah yang dikirim ke Halim.
"Dari 16 kantong jenazah itu, dua di antaranya berisikan barang-barang seperti dompet, tas, dan macam-macam," kata Danrem.
Ia menyebutkan evakuasi masih terus dilakukan hingga seluruh korban dapat ditemukan.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012