Negara, (Antara Megapolitan) - Ribuan pohon reboisasi atau penghijauan di sekitar Bendungan Palasari, Desa Ekasari, Kabupaten Jembrana, Bali, diduga dibakar sehingga warga protes.
"Kami menduga terbakarnya pohon-pohon ini disengaja, karena hanya pada areal pohon dari penghijauan yang terbakar," kata Wayan Gede Nasa, warga setempat yang juga menjadi koordinator penghijauan tersebut di Negara, Jumat.
Ia mengatakan, ribuan pohon ditanam sejak 27 Februari yang salah satu tujuannya untuk menambah debit air di Bendungan Palasari yang susut drastis setiap musim kemarau.
Menurut dia, sebanyak 7.500 pohon sawo kecik, trembesi dan mahoni dari Balai Pembibitan Tanaman Hutan (BPTH) ditanam warga sekitar bendungan bersama pemerintah.
"Waktu penanaman ada unsur dari pemerintah, TNI, Polri, LSM, organisasi kemasyarakatan hingga murid sekolah," ujarnya.
Ia mengaku, tahu lahan penghijauan itu terbakar Senin (30/9), dengan prosentase mencapai 50 persen dari areal yang ditanami.
"Kami bekerja keras memelihara pohon agar tumbuh baik sejak ditanam, sekarang setelah mulai bagus malah terbakar," katanya.
Selain pohon yang terbakar, ia mengungkapkan, dari 250 bunga jepun yang ditaruh di sekitar bendungan untuk taman, 50 diantaranya hilang, serta banyak potnya yang rusak.
Kepala Desa atau Perbekel Ekasari Gede Puja saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tidak tahu apakah pohon penghijauan tersebut tidak sengaja terbakar, atau sengaja dibakar oleh oknum tidak bertanggungjawab.
"Kami sudah bertanya kepada Pak Slamet selaku petugas di bendungan, tapi ia juga tidak tahu penyebab lahan reboisasi itu terbakar," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal, Polres Jembrana Ajun Komisaris Gusti Made Sudarma Putra mengatakan, pihaknya akan menyelidiki penyebab kebakaran ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Kami menduga terbakarnya pohon-pohon ini disengaja, karena hanya pada areal pohon dari penghijauan yang terbakar," kata Wayan Gede Nasa, warga setempat yang juga menjadi koordinator penghijauan tersebut di Negara, Jumat.
Ia mengatakan, ribuan pohon ditanam sejak 27 Februari yang salah satu tujuannya untuk menambah debit air di Bendungan Palasari yang susut drastis setiap musim kemarau.
Menurut dia, sebanyak 7.500 pohon sawo kecik, trembesi dan mahoni dari Balai Pembibitan Tanaman Hutan (BPTH) ditanam warga sekitar bendungan bersama pemerintah.
"Waktu penanaman ada unsur dari pemerintah, TNI, Polri, LSM, organisasi kemasyarakatan hingga murid sekolah," ujarnya.
Ia mengaku, tahu lahan penghijauan itu terbakar Senin (30/9), dengan prosentase mencapai 50 persen dari areal yang ditanami.
"Kami bekerja keras memelihara pohon agar tumbuh baik sejak ditanam, sekarang setelah mulai bagus malah terbakar," katanya.
Selain pohon yang terbakar, ia mengungkapkan, dari 250 bunga jepun yang ditaruh di sekitar bendungan untuk taman, 50 diantaranya hilang, serta banyak potnya yang rusak.
Kepala Desa atau Perbekel Ekasari Gede Puja saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tidak tahu apakah pohon penghijauan tersebut tidak sengaja terbakar, atau sengaja dibakar oleh oknum tidak bertanggungjawab.
"Kami sudah bertanya kepada Pak Slamet selaku petugas di bendungan, tapi ia juga tidak tahu penyebab lahan reboisasi itu terbakar," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal, Polres Jembrana Ajun Komisaris Gusti Made Sudarma Putra mengatakan, pihaknya akan menyelidiki penyebab kebakaran ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015