Bekasi, (Antara Megapolitan) - Perajin batik khas Kota Bekasi "Chandrabaga" Dedeh Kurniasari menilai penggunaan bahan baku pewarna alami menghasilkan produk ramah lingkungan dan diminati konsumen.

"Kalau menggunakan pewarna alami, tidak perlu pengolahan limbah khusus. Batik bepewarna alami justru menampilkan kesan `bladus` yang diminati wisatawan asing," katanya di Bekasi, Jumat.

Menurut dia, pewarna alami yang digunakan pada produksi batik Chandrabaga memanfaatkan sejumlah hasil tanaman berupa biji-bijian, batang pohon, kunyit, pohon mengkudu, kulit batang, dan lain-lain.

Pewarnaan tersebut dilakukannya di rumah produksi Komplek Inkoppol, Kranji, Kecamatan Bekasi Barat sebagai bengkel kerjanya sejak 2010 lalu.

"Warna yang dihasilkan cenderung lebih ringan dan minimalis namun tetap memunculkan kesan kasual bagi pemakainya," katanya.

Dikatakan Dedeh, ide pemanfaatan bahan baku alami pada teknik pewarnaan itu bermula saat dia merasa kesulitan memperoleh kolam limbah untuk memproduksi batik cap.

Pewarnaan batik cap dapat merusak lingkungan jika langsung dibuang tanpa pengolahan di kolam penampungan.

"Kami tinggal di lingkungan perumahan yang lahannya serba terbatas, sehingga tidak memungkinkan membangun kolam limbah di tengah lingkungan warga," katanya.

Kondisi itu memaksanya memproduksi batik cap khas Kota Bekasi di Cirebon, Jawa Barat.

"Yang dikerjakan di bengkel kami di Bekasi hanya sebatas pendesainan motif serta pembuatan batik tulis yang tidak memerlukan kolam limbah penampungan khusus usai pewarnaan," katanya.

Adapun motif cap telah didesain sesuai dengan sejumlah motif yang menjadi ciri khas Kota Bekasi seperti rawa, ikan lele, pohon, dan lainnya.

Namun akibat proses yang terlalu panjang, pihaknya lebih memilih untuk memproduksi batik cap secara swadaya dengan memanfaatkan limbah bahan alami yang ramah lingkungan.

Dedeh berkomitmen untuk tetap memajukan batik Bekasi yang memiliki motif khasnya sendiri dan akan mendorong direalisasikannya sentra batik seperti yang terdapat di daerah-daerah lainnya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015