Kementerian Perhubungan mengkaji pemberlakuan kebijakan dua lapis (layer) di kawasan aglomerasi Puncak, Bogor, pada akhir pekan, yakni penerapan permanen ganjil genap dan pembatasan penumpang kendaraan, untuk mengatasi kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas yang kerap terjadi.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, ketika ditemui calon kontributor Linna Susanti, saat menyaksikan langsung arus lalu lintas di Puncak, Bogor, Minggu, pemberlakuan ganjil genap masih menunjukkan adanya kemacetan dan perlu dikaji juga pembatasan penumpang maksimal "4 in 1".

"Artinya kalau ganjil genap dilakukan, volume atau kapasitas kendaraan masih juga tinggi sehingga penggunaan jalan masih terganggu juga, ya kami akan gunakan layer kedua," kata Budi Setiyadi. 

Baca juga: Kunjungan ke Taman Safari berkurang dengan penerapan ganjil genap

Budi mengatakan layer satu berarti penerapan ganjil genap terpadu di kawasan aglomerasi Puncak seperti biasa. Akan tetapi, ketika volume kendaraan masih kurang terkendali maka layer dua yakni "4 in 1" juga akan diberlakukan. 

"4 in 1 berarti satu mobil dibatasi empat orang, mungkin seperti itu," ujarnya. 

Kementerian Perhubungan, katanya, pada pekan ini  akan berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, termasuk Polres Bogor,  Polresta Bogor, Polres Cianjur, Polres Sukabumi, Polres Sukabumi Kota bersama Polda Jabar.

Juga Bupati Bogor Ade Yasin dan melibatkan dengan unsur masyarakat Bogor "ngahiji" ada 25 orang perwakilan. 

Sambil melakukan pengembangan regulasi itu, penerapan ganjil genap bisa tetap dilaksanakan jika diperlukan.

Baca juga: Jalur Puncak macet pada Sabtu malam

"Regulasi kita kembangkan, uji coba kalau memang masih kurang bisa kita lakukan kembali tetapi mudah-mudahan, karena sudah koordinasi dengan masyarakat sekitar Puncak yang mungkin mempunyai kepentingan terhadap kebijakan menekan penyebaran COVID-19 ini dan masyarakatnya juga akan kami libatkan," katanya. 

Sementara itu, kata Budi, penerapan ganjil genap terpada pekan pertama terkendala sosialisasi, sehingga masih ada masyarakat yang menunggu di gerbang tol untuk melihat waktu kosong pemeriksaan, apalagi sampai mencari jalan tikus atau jalur alternatif untuk menerobos ganjil genap. 

"Dari Polri, saat ini sudah mengantisipasi. Masalahnya masyarakat banyak belum tahu sehingga menghambat lalu lintas yang mana yang boleh naik ke atas," ujarnya.

Baca juga: Pelanggar aturan ganjil genap di Puncak mengira bisa siasati petugas

Pewarta: Linna Susanti dan Budi Setiawanto

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021