Gedung Putih menyatakan bahwa 98 persen warga Amerika Serikat yang ingin meninggalkan Afghanistan dapat melakukannya dan Presiden Joe Biden memastikan bahwa AS tetap berkomitmen membantu sisa 100 hingga 200 warganya yang berniat pergi dari sana. 

Biden kepada awak media di Gedung Putih, Selasa (31/8), mengatakan sebagian besar warga AS tersebut memiliki kewarganegaraan ganda dan penduduk lama yang sebelumnya sudah memutuskan untuk tinggal di sana sebab akar keluarga mereka di Afghanistan.

“Bagi para warga AS yang masih berada di sana, tidak ada batas waktu (untuk pergi). Kami tetap berkomitmen untuk mengeluarkan mereka jika mereka menghendakinya,” kata Biden.

Dalam pernyataanya, dia menyebutkan bahwa 90 persen warga AS yang berada di Afghanistan dan berniat pergi, bisa melakukannya. Gedung Putih akan memperbarui transkripsi pernyataan Biden untuk menunjukkan bahwa angka yang benar adalah 98 persen.

Baca juga: AS serang militan ISIS di Kabul, Afganistan

Dia mengatakan Menterlu Luar Negeri AS Antony Blinken memimpin upaya diplomatik lanjutan itu guna memastikan perjalanan yang aman bagi setiap warga AS, mitra Afghanistan, atau warga negara asing yang ingin meninggalkan Afghanistan setelah negara tersebut diambil alih oleh Taliban pada 15 Agustus.

Biden mengatakan masyarakat internasional akan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Taliban atas janji mereka untuk mengizinkan kebebasan bepergian.

“Taliban telah membuat komitmen publik, disiarkan di televisi dan radio di seluruh wilayah Afghanistan untuk memastikan perjalanan yang aman bagi setiap orang yang ingin pergi, termasuk mereka yang bekerja dengan warga AS,” katanya.

Baca juga: Pesawat militer Italia di Kabul Afganistan hampir tertembak

“Kami tidak menganggap mereka hanya dengan kata-kata mereka, tetapi tindakan mereka dan kami memiliki pengaruh agar komitmen tersebut terpenuhi,” katanya.

Biden mengatakan Pemerintah AS sudah mengontak para warga AS di Afghanistan sebanyak 19 kali sejak Maret, menawarkan kepada mereka untuk meninggalkan negara itu.

Setelah evakuasi yang dipimpin militer AS dimulai sejak 17 hari yang lalu, lanjut dia, pejabat-pejabat AS kembali mengontak dan mengidentifikasi ada sekitar 5.000 warga AS yang pada awalnya memutuskan untuk tinggal, tetapi saat ini mereka ingin pergi.

Baca juga: Pesawat TNI AU yang bawa WNI dari Afganistan tiba di Jakarta

Pada akhirnya, Presiden mengatakan, lebih dari 5.500 warga AS sudah dievakuasi bersama ribuan warga dan diplomat dari negara-negara sekutu, 2.500 anggota staf lokal yang bekerja di Kedutaan Besar AS berikut keluarga mereka, dan ribuan warga Afghanistan yang merupakan penerjemah, serta pihak-pihak lainnya yang mendukung AS.


Sumber: Reuters

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021