Bogor, (Antara Megapolitan) - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian akan membangun 500 Sentra Peternakan Rakyat (SPR) untuk meningkatkan kualitas, kesejahteraan dan mencerdaskan peternak Indonesia.
"Ada 500 SPR yang akan dibangun, kita mulai tahun depan. Saat ini masih menunggu daerah yang betul-betul mau mengembangkannya," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Prof Muladno, di sela-sela Seminar Internasional Industri Peternakan di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Muladno mengatakan, Sentra Peternakan Rakyat mengadopsi konsep dari Sekolah Peternakan Rakyat yang sudah lebih dulu dikembangkan oleh IPB sejak 2013 lalu. Saat ini sudah ada 11 SPR yang dibangun oleh IPB bersama pemerintah daerah yang akan ditarik masuk menjadi program pemerintah dalam pengembangan sektor peternakan.
Ia menjelaskan perbedaan antara sekolah dan sentra, adalah sekolah lebih menekankan pada pemikiran atau cara berfikir dan difasilitasi oleh perguruan tinggi. Sedangkan sentra merupakan fasilitas fisik yang disediakan oleh pemerintah.
"IPB akan menjadi leading sektor yang akan mengajak mitra-mitra perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang dilibatkan dalam menggerakkan SPR ini, dosen dan mahasiswa peternakan dan jurusan yang berkaitan akan kita libatkan," katanya.
Dia mengatakan, untuk membangun petani yang cerdas serta sejahtera melalui program SPR tidak bisa dalam waktu satu hingga dua tahun. Paling tidak perlu empat tahun untuk bisa berdiri kuat. Untuk mendukung hal itu, pemerintah akan menggulirkan dana bantuan senilai Rp1 miliar untuk SPR dan dana pakan pengembangan serta pengembalaan senilai Rp300 miliar yang akan dibagi untuk masing-masing SPR.
Menurut Muladno, 500 SPR dapat dibangun di wilayah manapun di seluruh Indonesia, tergantung daerah yang meminta, dilihat dari keseriusan untuk mengelolanya.
"Yang sudah meminta itu baru Yogyakarta, seluruh dinasnya sudah mengajukan," kata Muladno.
Mencontoh dari 11 SPR yang sudah lebih dulu dikembangkan, Muladno mengatakan, perkembangannya sudah bagus, dan para petani sudah mulai membuka bisnis seperti usaha pupuk.
Muladno menekankan, bahwa tujuan utama SPR adalah mencerdaskan para peternak di Indonesia yang kebanyakan peternak kecil sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya dengan bisnis kolektif yang dikembangkan dalam konsep tersebut. Kondisi di lapangan kebanyakan peternak di Indonesia masih skala kecil dengan jumlah ternak belum dalam jumlah besar. Selain itu, rendahnya pendidikan membuat kondisi peternak banyak yang miskin dan kesulitan keuangan, sehingga sulit mengembangkan usaha peternakannya.
"Usaha yang dijalankan oleh peternak harus kolektif, tidak bisa perorangan. Selama peternak ini mau menjalankannya, pemerintah akan fasilitasi, misalnya membeli kandang kolektif, pakan juga harus kolektif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Ada 500 SPR yang akan dibangun, kita mulai tahun depan. Saat ini masih menunggu daerah yang betul-betul mau mengembangkannya," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Prof Muladno, di sela-sela Seminar Internasional Industri Peternakan di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Muladno mengatakan, Sentra Peternakan Rakyat mengadopsi konsep dari Sekolah Peternakan Rakyat yang sudah lebih dulu dikembangkan oleh IPB sejak 2013 lalu. Saat ini sudah ada 11 SPR yang dibangun oleh IPB bersama pemerintah daerah yang akan ditarik masuk menjadi program pemerintah dalam pengembangan sektor peternakan.
Ia menjelaskan perbedaan antara sekolah dan sentra, adalah sekolah lebih menekankan pada pemikiran atau cara berfikir dan difasilitasi oleh perguruan tinggi. Sedangkan sentra merupakan fasilitas fisik yang disediakan oleh pemerintah.
"IPB akan menjadi leading sektor yang akan mengajak mitra-mitra perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang dilibatkan dalam menggerakkan SPR ini, dosen dan mahasiswa peternakan dan jurusan yang berkaitan akan kita libatkan," katanya.
Dia mengatakan, untuk membangun petani yang cerdas serta sejahtera melalui program SPR tidak bisa dalam waktu satu hingga dua tahun. Paling tidak perlu empat tahun untuk bisa berdiri kuat. Untuk mendukung hal itu, pemerintah akan menggulirkan dana bantuan senilai Rp1 miliar untuk SPR dan dana pakan pengembangan serta pengembalaan senilai Rp300 miliar yang akan dibagi untuk masing-masing SPR.
Menurut Muladno, 500 SPR dapat dibangun di wilayah manapun di seluruh Indonesia, tergantung daerah yang meminta, dilihat dari keseriusan untuk mengelolanya.
"Yang sudah meminta itu baru Yogyakarta, seluruh dinasnya sudah mengajukan," kata Muladno.
Mencontoh dari 11 SPR yang sudah lebih dulu dikembangkan, Muladno mengatakan, perkembangannya sudah bagus, dan para petani sudah mulai membuka bisnis seperti usaha pupuk.
Muladno menekankan, bahwa tujuan utama SPR adalah mencerdaskan para peternak di Indonesia yang kebanyakan peternak kecil sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya dengan bisnis kolektif yang dikembangkan dalam konsep tersebut. Kondisi di lapangan kebanyakan peternak di Indonesia masih skala kecil dengan jumlah ternak belum dalam jumlah besar. Selain itu, rendahnya pendidikan membuat kondisi peternak banyak yang miskin dan kesulitan keuangan, sehingga sulit mengembangkan usaha peternakannya.
"Usaha yang dijalankan oleh peternak harus kolektif, tidak bisa perorangan. Selama peternak ini mau menjalankannya, pemerintah akan fasilitasi, misalnya membeli kandang kolektif, pakan juga harus kolektif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015