Bogor,  (Antara Megapolitan) - RRI Bogor akan melakukan penambahan pemancar untuk memperluas jangkauan siaran sehingga dapat mengoptimalkan peran radio dalam menyuarakan aspirasi masyarakat di daerah.

"Perlu ada penambahan pemancar agar bisa menjangkau daerah-daerah yang masih sering terjadi hilang sinyal," kata Kepala RRI Bogor, Ni Made Sriwidari, saat ditemui dalam acara penyulutan obor Tri Prasetya RRI pada Hari Bakti Radio ke-70 di Kota Bogor, Jumat.

Made mengatakan RRI telah dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Bogor dalam memperluas jangkauan siaran RRI hingga ke wilayah terpencil seperti Jonggol dengan diaktifkannya kembali frekwensi 102 FM atau relay yang bisa dipakai untuk Pro 1 dan Pro 3.

RRI juga sudah menambah pemancar baru di Gunung Geulis, untuk memperkuat jangkauan terutama di daerah-daerah yang kerap hilang sinyal.

"Kendala utama kita memang sering terjadi "blankspot" ini karena geografis Bogor dikelilingi pegunungan, maka itu perlu diperkuat pemancar baru," katanya.

Saat ini RRI Bogor diperkuat pemancar yang ada di Pamijahan, Jonggol, Bumi Geulis dan Depok. RRI juga bisa diakses secara streaming melalui android.

Menurut Made, dengan jaringan yang kuat mengoptimalkan peran RRI dalam menyalurkan suara masyarakat terutama di daerah terpencil maupun tertinggal.

Ia mengakatan, masyarakat sudah merasakan kehadiran RRI sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi, terlihat dari antusiasme masyarakat yang selalu mengundang RRI untuk berpartisipasi.

"Bahkan kami tidak dapat libur, karena besarnya antusiasme masyarakat terhadap RRI," katanya.

Terkait persaingan dengan radio-radio siaran asing di daerah, Made mengatakan RRI Bogor tidak mengganggap keberadaan radio tersebut sebagai saingan tetap menjadikan mitra dalam mendukung program penyiaran publik.

"Kami tidak pernah mengganggap radio asing sebagai saingan, malah kami bekerja sama dan menjadikan motivasi untuk lebih maju," katanya.

Made menambahkan, wacana penyatuan RRI dan TVRI saat ini sedang dalam pimpinan dewan pengawas dan para direksi untuk segera diusulkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Sedang dalam proses, masih menunggu undang-undang, sudah 80 persen selesai," katanya.

Jika nanti RRI dan TVRI menyatu maka akan berganti nama menjadi Radio Televisi Republik Indonesia atau RTRI.

"Jadi dengan penyatuan ini apa yang diberitakan RRI akan diberitakan juga oleh TVRI, jadi lebih kuat," katanya.

Sementara itu, peringatan Hari Bhakti Radio ke-70 di kantor RRI Bogor berlangsung semarak ditandai dengan menyalakan obor Tri Prasetya RRI yang bagian dari slogan Api Yang Nan Tak Kunjung Padam.

Turut hadir dalam peringatan tersebut, perwakilan Muspida Kota Bogor, Kabupaten Bogor, tokoh masyarakat, pelaku usaha dan mitra RRI.

"RRI telah bekerja sama dengan pemerintah dalam mensosialisasikan program pemerintah. Dan sosialisasi itu telah direspon oleh masyarakat dalam bentuk saran serta kritikan," kata Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Setda Kota Bogor, Toto M Ulum.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015