Pemerintah Kota Bogor memproyeksikan RSUD daerah itu yang saat ini kelasnya tipe B, menjadi rumah sakit rujukan regional di Provinsi Jawa Barat serta rumah sakit pendidikan.

Wali Kota Bogor Bima Arya di Kota Bogor, Senin, mengatakan untuk proyeksi menjadi rumah sakit rujukan regional di Jawa Barat, sudah diusulkan kepada Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Tim dari Dinas Kesehatan Jawa Barat sudah melakukan visitasi ke RSUD Kota Bogor," katanya.

Baca juga: Ini tiga pesan Wali Kota Bogor pada ultah ke-7 RSUD

Untuk proyeksi sebagai rumah sakit pendidikan, Pemerintah Kota Bogor sudah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Universitas Pertahanan, dengan target utama pada pelayanan.

Menurut Bima Arya, salah satu persyaratan peningkatan status menjadi rumah sakit rujukan regional adalah menambah pelayanan dan kapasitas tempat tidur pasien. Kapasitas tempat tidur di RSUD Kota Bogor saat ini ada 400-an.

"Secara keilmuan, kami juga ingin terus berkembang, sehingga membangun kerja sama dengan kampus. Kami sudah menandatangani MoU (nota kesepahaman) dengan Universitas Pertahanan," katanya.

Baca juga: DPRD Jabar dorong RSUD Kota Bogor segera jadi RS rujukan regional

Sementara itu, Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir mengatakan selama tujuh tahun keberadaan RSUD Kota Bogor, telah berkiprah memberikan pelayanan kesehatan, baik secara klinis maupun sosial bagi warga Bogor dan sekitarnya.

Menurut Ilham Chaidir, RSUD ini dioperasikan dengan mengemban amanah sebagai fasilitas kesehatan yang terdepan dan terbaik. "Pengembangannya secara terencana, terstruktur dan berkembang secara dinamis dengan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik," katanya.

Tantangan ke depan, kata dia, adalah bagaimana RSUD Kota Bogor dapat semakin meningkatkan performanya menjadi lebih baik.

Baca juga: Pemkot Bogor merencanakan pembangunan RSUD Tipe A

Untuk menuju ke arah proyeksi tersebut, kata dia, RSUD Kota Bogor akan menambah kapasitas tempat tidur, dari sekitar 400 menjadi 500 bed.

RSUD juga akan menambah fasilitas layanan kesehatan, yakni layanan MRI (magnetic resonance imaging) atau pencitraan resonansi magnetik, serta layanan CT (computerized tomography) Scan, yang akan dioperasikan mulai Oktober mendatang.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021