Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung, Dania Agustina Rahman yang merupakan korban kecelakaan saat mendaki Gunung Semeru, belum terdaftar sebagai anggota mahasiswa pecinta alam di kampusnya.
"Setelah kami periksa, ternyata almarhumah belum terdaftar sebagai anggota dari mahasiswa pecinta alam di kampus kami yang disebut Mapakalam Unpas Bandung," kata Rektor Unpas, Profesor Eddy Jusuf kepada Antara di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, almarhumah mendaki Gunung Semeru bersama rekannya adalah hobinya sejak duduk di bangku SMA. Bahkan sebelum mendaki Semeru, mahasiswi yang dikenal cerdas di kampusnya itu mendaki Gunung Papandayan di Garut. Selain itu, kegiatan pendakian yang dilakukan oleh almarhumah bersama rekan-rekannya bukan merupakan acara kampus.
Mereka berangkat ke Gunung Semeru untuk mengisi libur kuliah dan kebetulan dari lima orang mahasiswa yang mendaki itu salah satu diantaranya sudah berpengalaman di dunia petualangan. Bahkan, saat sampai di Jogja, Jawa Tengah mereka juga bergabung dengan mahasiswa dari universitas lain seperti dari Institut Teknologi Nasional (Itenas) Malang.
"Informasinya, sebelum mengalami kecelakaan korban sempat terhindar dari longsoran batu saat menuju puncak Mahameru, namun longsor batu yang kedua almarhumah tidak berhasil menghindar dan akhirnya terhempas ke pasir setelah tubuhnya terbentur batu yang cukup besar," tambahnya.
Eddy mengatakan dengan adanya kejadian ini pihaknya akan mengambil hikmah dan pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang kembali, namun bukan berarti pihak kampus membatasi kegiatan mahasiswanya di luar kampus, tetapi yang harus diperhatikan adalah kehati-hatian apalagi melakukan kegiatan yang berpotensi terjadi kecelakaan.
"Kami selalu mendukung mahasiswa dan mahasiswa kami yang mempunyai kegiatan di luar kampus asalkan itu positif. Karena banyak mahasiswa yang mempunyai kelompok-kelompok yang terdaftar di kampus sesuai dengan kesukaannya masing-masing seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), pecinta alam, teater dan lain-lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Setelah kami periksa, ternyata almarhumah belum terdaftar sebagai anggota dari mahasiswa pecinta alam di kampus kami yang disebut Mapakalam Unpas Bandung," kata Rektor Unpas, Profesor Eddy Jusuf kepada Antara di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, almarhumah mendaki Gunung Semeru bersama rekannya adalah hobinya sejak duduk di bangku SMA. Bahkan sebelum mendaki Semeru, mahasiswi yang dikenal cerdas di kampusnya itu mendaki Gunung Papandayan di Garut. Selain itu, kegiatan pendakian yang dilakukan oleh almarhumah bersama rekan-rekannya bukan merupakan acara kampus.
Mereka berangkat ke Gunung Semeru untuk mengisi libur kuliah dan kebetulan dari lima orang mahasiswa yang mendaki itu salah satu diantaranya sudah berpengalaman di dunia petualangan. Bahkan, saat sampai di Jogja, Jawa Tengah mereka juga bergabung dengan mahasiswa dari universitas lain seperti dari Institut Teknologi Nasional (Itenas) Malang.
"Informasinya, sebelum mengalami kecelakaan korban sempat terhindar dari longsoran batu saat menuju puncak Mahameru, namun longsor batu yang kedua almarhumah tidak berhasil menghindar dan akhirnya terhempas ke pasir setelah tubuhnya terbentur batu yang cukup besar," tambahnya.
Eddy mengatakan dengan adanya kejadian ini pihaknya akan mengambil hikmah dan pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang kembali, namun bukan berarti pihak kampus membatasi kegiatan mahasiswanya di luar kampus, tetapi yang harus diperhatikan adalah kehati-hatian apalagi melakukan kegiatan yang berpotensi terjadi kecelakaan.
"Kami selalu mendukung mahasiswa dan mahasiswa kami yang mempunyai kegiatan di luar kampus asalkan itu positif. Karena banyak mahasiswa yang mempunyai kelompok-kelompok yang terdaftar di kampus sesuai dengan kesukaannya masing-masing seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), pecinta alam, teater dan lain-lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015