Memperingati Hari Lansia Nasional (HLUN) pada 29 Mei 2021, Kementerian Sosial Republik Indonesia meminta para keluarga untuk meningkatkan kesadaran terhadap kelangsungan hidup para lansia.
Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos, Harry Hikmat mengatakan tahun ini tema yang dipilih untuk memperingati HLUN adalah "Lansia Bahagia Bersama Keluarga". Ini berarti, keluarga memiliki peran penting dalam merawat lansia.
"Ini sebuah tema yang mengingatkan kembali akan tanggung jawab dari keluarga terhadap kelangsungan hidup dari para lansia, kebahagiaan para lansia dan juga produktivitas lansia yang masih memungkinkan untuk memberikan makna dalam kehidupan lansia," kata Harry dalam webinar "Lansia dan Demensia: Peran Kita Semua" pada Sabtu.
Baca juga: Bupati Purwakarta beri perhatian khusus dalam kebijakan dan layanan pada warga lansia
Harry mengatakan berdasarkan hasil survei dari Universitas Indonesia, para lansia di Indonesia merasa lebih bahagia saat tinggal bersama keluarga dibandingkan mendapat perawatan dari caregiver.
"Ketika disurvei karena mereka membutuhkan perawatan jangka panjang siapakah yang mereka harapkan? Ternyata jawabannya 87 persen ingin dirawat oleh anggota keluarganya sendiri," ujar Harry.
Baca juga: KAI yakinkan masyarakat lansia tidak perlu ragu gunakan kereta api
"Ini menunjukkan bahwa kita masih punya kearifan lokal, berbeda dengan negara Jepang, Singapura yang cenderung ada sikap individualistis, anak-anak yang sudah dewasa punya kehidupan dan kesibukannya sendiri sehingga mereka mengimpor caregiver dari Indonesia. Nah, kami memikirkan bagaimana menyiapkan caregiver dari kalangan keluarga sendiri," imbuhnya.
Sementara itu, di hari perayaan HLUN Kemensos menghadirkan layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) bagi orang lanjut usia (lansia) untuk memastikan hak-hak mereka terpenuhi.
Program ini tak hanya bagi lansia tapi juga seluruh kelompok rentan lainnya seperti untuk anak-anak, penyandang disabilitas, tuna sosial dan lainnya.
"Keberadaan balai besar maupun lokal rehabilitasi sosial di seluruh Kementerian Sosial mempunyai peran penting dalam pelaksanaan ATENSI bagi lansia untuk memastikan bahwa lansia mendapat pemenuhan kehidupan yang layak, mendapatkan perawatan sosial dan dukungan keluarga," ujar Harry.
Baca juga: Pemkot Bogor lanjutkan vaksinasi lansia awal Juni 2021
Para lansia juga masih banyak produktif dan aktif dalam berbagai kegiatan. Oleh karenanya Kemensos juga melakukan pemberdayaan agar para lansia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan keluarga.
"Upaya pemberdayaan adalah sesuatu hal yang bisa kita lakukan, berbagai pelatihan peningkatan keterampilan bahkan pembinaan kewirausahaan, ini bukan hal yang baru bagi komunitas internasional," kata Harry.
Baca juga: Dokter: Lansia sebaiknya cek kesehatan rutin minimal setahun sekali
"Bantuan-bantuan sosial berikut juga asistensi dan dukungan aksesbilitas harus terus diberikan terutama bagi para lansia terutama dalam memenuhi hidup yang layak. Pemerintah sudah tentu tidak bisa menangangi masalah lanjut usia tanpa dukungan dari masyarakat dan lembaga-lembaga kesehatan sosial," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos, Harry Hikmat mengatakan tahun ini tema yang dipilih untuk memperingati HLUN adalah "Lansia Bahagia Bersama Keluarga". Ini berarti, keluarga memiliki peran penting dalam merawat lansia.
"Ini sebuah tema yang mengingatkan kembali akan tanggung jawab dari keluarga terhadap kelangsungan hidup dari para lansia, kebahagiaan para lansia dan juga produktivitas lansia yang masih memungkinkan untuk memberikan makna dalam kehidupan lansia," kata Harry dalam webinar "Lansia dan Demensia: Peran Kita Semua" pada Sabtu.
Baca juga: Bupati Purwakarta beri perhatian khusus dalam kebijakan dan layanan pada warga lansia
Harry mengatakan berdasarkan hasil survei dari Universitas Indonesia, para lansia di Indonesia merasa lebih bahagia saat tinggal bersama keluarga dibandingkan mendapat perawatan dari caregiver.
"Ketika disurvei karena mereka membutuhkan perawatan jangka panjang siapakah yang mereka harapkan? Ternyata jawabannya 87 persen ingin dirawat oleh anggota keluarganya sendiri," ujar Harry.
Baca juga: KAI yakinkan masyarakat lansia tidak perlu ragu gunakan kereta api
"Ini menunjukkan bahwa kita masih punya kearifan lokal, berbeda dengan negara Jepang, Singapura yang cenderung ada sikap individualistis, anak-anak yang sudah dewasa punya kehidupan dan kesibukannya sendiri sehingga mereka mengimpor caregiver dari Indonesia. Nah, kami memikirkan bagaimana menyiapkan caregiver dari kalangan keluarga sendiri," imbuhnya.
Sementara itu, di hari perayaan HLUN Kemensos menghadirkan layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) bagi orang lanjut usia (lansia) untuk memastikan hak-hak mereka terpenuhi.
Program ini tak hanya bagi lansia tapi juga seluruh kelompok rentan lainnya seperti untuk anak-anak, penyandang disabilitas, tuna sosial dan lainnya.
"Keberadaan balai besar maupun lokal rehabilitasi sosial di seluruh Kementerian Sosial mempunyai peran penting dalam pelaksanaan ATENSI bagi lansia untuk memastikan bahwa lansia mendapat pemenuhan kehidupan yang layak, mendapatkan perawatan sosial dan dukungan keluarga," ujar Harry.
Baca juga: Pemkot Bogor lanjutkan vaksinasi lansia awal Juni 2021
Para lansia juga masih banyak produktif dan aktif dalam berbagai kegiatan. Oleh karenanya Kemensos juga melakukan pemberdayaan agar para lansia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan keluarga.
"Upaya pemberdayaan adalah sesuatu hal yang bisa kita lakukan, berbagai pelatihan peningkatan keterampilan bahkan pembinaan kewirausahaan, ini bukan hal yang baru bagi komunitas internasional," kata Harry.
Baca juga: Dokter: Lansia sebaiknya cek kesehatan rutin minimal setahun sekali
"Bantuan-bantuan sosial berikut juga asistensi dan dukungan aksesbilitas harus terus diberikan terutama bagi para lansia terutama dalam memenuhi hidup yang layak. Pemerintah sudah tentu tidak bisa menangangi masalah lanjut usia tanpa dukungan dari masyarakat dan lembaga-lembaga kesehatan sosial," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021