Bogor, (Antara Megapolitan) - Bencana kekeringan semakin meluas di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, termasuk dia arel pertanian wilayah Kemang dan Rancabungur juga sudah terancam kekeringan.

"Musim kemarau lama, dan air bersih semakin sulit didapat masyarakat Kabupaten Bogor khususnya di wilayah Kemang," kata Sekretaris Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Irigasi Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Endang di Kemang, Selasa.

Ia mengatakan dua minggu lalu infomasinya ratusan hektar areal sawah di kecamatan Cariu, Tanjungsari, Jonggol, Sukamakmur Kabupaten Bogor sudah gagal panen akibat kekeringan. Tetapi tanaman padi di Kemang dan beberapa areal sawah di Rancabungur yang mendapatkan pasokan air dari sungai Cidepit masih bisa mendapatkan hasil panen padi.

Namun, kata dia, bencana kekeringan terus menghantui para petani dan masyarakat di Kemang dan Rancabungur karena sungai Cidepit sudah mulai kekurangan debit air. Makanya banyak petani sayuran terancam gagal panen karena kekurangan pasokan air.

Ia mengatakan masyarakat di wilayah Kecamatan Kemang dan Rancabungur kini sudah mulai krisis air bersih sama seperti wilayah Kecamatan Ciampea dan Parung. Walaupun masyarakat Kemang kekurangan air bersih tetapi potensi air tanah masih ada di wilayah Kemang.

"Tetapi, kami sangat membutuhkan bantuan pemerintah untuk mengatasi kekeringan di sini," katanya.

Ia mengatakan bantuan sangat dibutuhkan petani agar tetap mendapatkan penghasilan walaupun musim kemarau panjang. Karena potensi air tanah masih ada tetapi memerlukan bantuan alat.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Siti Nuriyanti, mengakui bencana kekeringan memang sudah melanda wilayah Bogor Timur yang merupakan sentra beras seperti kecamatan Cariu, Tanjungsari, Jonggol, Sukamakmur dan beberapa wilayah pertanian di Kabupaten Bogor.

"Tercata di wilayah Bogor Timur mampu memproduksi sekitar 138.600 ton gabah kering giling setiap panen jika tidak gagal panen," katanya.

Namun kata dia, pada satu bulan terakhir sedikitnya 40 hektare lahan sawah di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, sudah mengalami puso dan gagal panen.

Di lain pihak, kata dia, ada sekitar 3.320 hektare tanaman padi di tiga kecamatan, yaitu Jonggol, Cariu, dan Tanjungsari terancam puso jika tidak mendapatkan posokan air dalam kurun waktu dua pekan. Penyebabnya adalah rendahnya curah hujan di Bogor.

"Ada 40 hektare sawah milik kelompok tani Berkah Saluyu, Babakan Raden, di Kecamatan Cariu yang sudah mengering dan mengalami puso," katanya.

Padahal, kata dia, kami bersama petani di sana sempat membuat sumur atau `deep well` hingga kedalaman 150 meter tetapi sudah tidak air di sana.

Menurut dia, meski puncak musim kemarau masih lama, tiga sungai yang menjadi sumber air irigasi untuk ribuan hektare sawah di tiga kecamatan sudah mulai mengering.

"Kami juga terus memberikan bantuan kepada petani lainnya yang dilanda kekeringan di kecamatan lain," katanya.

Siti mengatakan berdasarkan perkiraan BMKG, musim kemarau akan terjadi hingga September. Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, Dinas Pertanian sudah mendistribusikan 20 pompa air berukuran besar untuk menyedot air dari sungai dan situ atau embung.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015