Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat meyakini bahwa konsep pentahelix atau melibatkan semua pihak menjadi kunci dari pengendalian pariwisata di wilayahnya, setelah kondisinya terpuruk imbas dari pandemi COVID-19.
"Perlu ada kolaborasi secara pentahelix dari semua stakeholder pariwisata," ungkap Komite Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin saat acara Pancakarsa Sport and Tourism Expo di Cigombong, Bogor, Kamis (6/5).
Beberapa unsur stakeholder tersebut yaitu pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media. Menurutnya, kolaborasi berbagai unsur itu dinilai dapat mengoptimalkan potensi pariwisata di Kabupaten Bogor.
Baca juga: Pulihkan ekonomi, Pemkab Bogor tingkatkan promosi wisata
"Dalam mewujudkan hal tersebut tidak bisa pemerintah Kabupaten Bogor melakukannya sendirian. Target Pemkab Bogor sekarang bagaimana pariwisata itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan," paparnya.
Gus Udin menyebutkan, Kabupaten Bogor memiliki segudang potensi wisata, seperti 12 lapangan golf berkelas internasional, 96 setu, 101 curug, dan lain-lain.
"Pariwisata menjadi sektor andalan karena sektor tersebut penghasil devisa negara terbesar kedua. Maka, tagline Sport and Tourism itu adalah bagian daripada membranding Kabupaten Bogor," ujarnya.
Baca juga: Bupati Bogor kedepankan peran kehumasan untuk bangkitkan pariwisata
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Mulyadi menyebutkan bahwa sektor pariwisata sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Ia mengaku terus melakukan evaluasi dengan menggandeng beberapa unsur, bekerja secara pentahelix.
Salah satu hasilnya yaitu program sertifikasi Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE) bagi tempat-tempat pariwisata.
“Alhamdulilah kita sudah mendapatkan sertifikasi CHSE untuk 60 lebih hotel dan restoran. Ini adalah wujud kepercayaan yang diberikan karena dianggap memenuhi kriteria. Dengan demikian harapannya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor semakin hari semakin meningkat," kata Mulyadi.
Baca juga: Pemkab Bogor bagikan bantuan dana hibah Kemenparekraf untuk hotel dan restoran
Deputi Sumber Daya Alam Dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Wisnu Bawa Taruna Jaya mengatakan, pandemi membuat nilai devisa di sektor pariwisata menurun. Kemudian, penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga mengalami penurunan.
“Pemerintah melalui Kementrian Parekraf bergerak cepat untuk memulihkan sektor ini, dengan menerapkan konsep adaptasi, kolaborasi, dan inovasi. Salah satunya melalui program sertifikasi CHSE yang berfungsi sebagai jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan,” papar Wisnu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Perlu ada kolaborasi secara pentahelix dari semua stakeholder pariwisata," ungkap Komite Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin saat acara Pancakarsa Sport and Tourism Expo di Cigombong, Bogor, Kamis (6/5).
Beberapa unsur stakeholder tersebut yaitu pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media. Menurutnya, kolaborasi berbagai unsur itu dinilai dapat mengoptimalkan potensi pariwisata di Kabupaten Bogor.
Baca juga: Pulihkan ekonomi, Pemkab Bogor tingkatkan promosi wisata
"Dalam mewujudkan hal tersebut tidak bisa pemerintah Kabupaten Bogor melakukannya sendirian. Target Pemkab Bogor sekarang bagaimana pariwisata itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan," paparnya.
Gus Udin menyebutkan, Kabupaten Bogor memiliki segudang potensi wisata, seperti 12 lapangan golf berkelas internasional, 96 setu, 101 curug, dan lain-lain.
"Pariwisata menjadi sektor andalan karena sektor tersebut penghasil devisa negara terbesar kedua. Maka, tagline Sport and Tourism itu adalah bagian daripada membranding Kabupaten Bogor," ujarnya.
Baca juga: Bupati Bogor kedepankan peran kehumasan untuk bangkitkan pariwisata
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Mulyadi menyebutkan bahwa sektor pariwisata sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Ia mengaku terus melakukan evaluasi dengan menggandeng beberapa unsur, bekerja secara pentahelix.
Salah satu hasilnya yaitu program sertifikasi Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE) bagi tempat-tempat pariwisata.
“Alhamdulilah kita sudah mendapatkan sertifikasi CHSE untuk 60 lebih hotel dan restoran. Ini adalah wujud kepercayaan yang diberikan karena dianggap memenuhi kriteria. Dengan demikian harapannya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor semakin hari semakin meningkat," kata Mulyadi.
Baca juga: Pemkab Bogor bagikan bantuan dana hibah Kemenparekraf untuk hotel dan restoran
Deputi Sumber Daya Alam Dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Wisnu Bawa Taruna Jaya mengatakan, pandemi membuat nilai devisa di sektor pariwisata menurun. Kemudian, penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga mengalami penurunan.
“Pemerintah melalui Kementrian Parekraf bergerak cepat untuk memulihkan sektor ini, dengan menerapkan konsep adaptasi, kolaborasi, dan inovasi. Salah satunya melalui program sertifikasi CHSE yang berfungsi sebagai jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan,” papar Wisnu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021