Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat, seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 10.13 WIB, rupiah menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.520 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.530 per dolar AS.

"Sentimen positif datang dari yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang terkoreksi dalam pada perdagangan kemarin. Saat ini bergerak di kisaran 1,53 persen," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,536 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,564 persen.

Sedangkan indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya berada di posisi 91,04, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,16.

Selain itu, lanjut Ariston, menguatnya indeks saham Eropa dan AS pada perdagangan kemarin juga memberikan sentimen positif.

"Penguatan indeks disebabkan karena bagusnya laporan penghasilan perusahaan-perusahaan yang terdaftar," ujar Ariston.

Baca juga: Harga emas melonjak 14,7 dolar, dipicu penurunan imbal hasil dan "greenback"

Hari ini investor akan mencermati data klaim pengangguran dari departeman tenaga kerja AS dan data penjualan rumah AS.

Sebelumnya rupiah kemarin terkoreksi dipicu melonjaknya permintaan aset aman di tengah kekhawatiran pasar terhadap melonjaknya kasus COVID-19 secara global.

Pada Rabu (21/4) lalu rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.530 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.498 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021