Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, menguat seiring optimisme pasar terhadap perekonomian Amerika Serikat.
Pada pukul 10.10 WIB, rupiah menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.562 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.565 per dolar AS.
"Pada pekan keempat ini fokus pasar masih akan tertuju pada optimisme pasar terhadap ekonomi Amerika Serikat yang didukung paket stimulus fiskal dan kemajuan vaksinasi di AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Selain itu, investor juga akan mengamati keputusan suku bunga bank-bank sentral seperti Bank Of Canada (BOC), European Central Bank (ECB) dan data- data manufaktur negara-negara kawasan euro.
Baca juga: "Greenback" dan imbal hasil obligasi turun, harga emas terangkat 13,4 dolar
Dolar AS terlihat melemah tertekan oleh turunnya tingkat imbal hasil obligasi AS dan tensi AS-China yang kembali meningkat.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun yang pekan lalu ditutup turun menuju level 1,57 persen, terendah dalam satu bulan terakhir.
Di sisi lain, indeks dolar pun turun 0,66 persen dan berada di level 91,56, juga merupakan terendah dalam satu bulan terakhir.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.545 per dolar AS hingga Rp14.600 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada Jumat (16/4) lalu, rupiah ditutup menguat 50 poin atau 0,34 persen ke posisi Rp14.565 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.615 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Pada pukul 10.10 WIB, rupiah menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.562 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.565 per dolar AS.
"Pada pekan keempat ini fokus pasar masih akan tertuju pada optimisme pasar terhadap ekonomi Amerika Serikat yang didukung paket stimulus fiskal dan kemajuan vaksinasi di AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Selain itu, investor juga akan mengamati keputusan suku bunga bank-bank sentral seperti Bank Of Canada (BOC), European Central Bank (ECB) dan data- data manufaktur negara-negara kawasan euro.
Baca juga: "Greenback" dan imbal hasil obligasi turun, harga emas terangkat 13,4 dolar
Dolar AS terlihat melemah tertekan oleh turunnya tingkat imbal hasil obligasi AS dan tensi AS-China yang kembali meningkat.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun yang pekan lalu ditutup turun menuju level 1,57 persen, terendah dalam satu bulan terakhir.
Di sisi lain, indeks dolar pun turun 0,66 persen dan berada di level 91,56, juga merupakan terendah dalam satu bulan terakhir.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.545 per dolar AS hingga Rp14.600 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada Jumat (16/4) lalu, rupiah ditutup menguat 50 poin atau 0,34 persen ke posisi Rp14.565 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.615 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021