Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mulai mewaspadai musim kemarau yang berdampak terhadap bencana kekeringan di sejumlah daerah setempat.

"Langkah waspada ini kami lakukan untuk mempercepat penanggulangan atau penanganan bencana kekeringan, karena sejumlah daerah di Kabupaten Sukabumi rawan terjadi bencana kekeringan khususnya kesulitan mendapatkan air bersih," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kabupaten Sukabumi, Irwan Fajar di Sukabumi, Senin.

Menurut dia setiap camat maupun kepala desa harus segera melakukan pemetaan dan melaporkan kepada BPBD ketika ada bencana kekeringan di wilayahnya masing-masing.

Laporan ini sebagai langkah pihaknya untuk melakukan penanggulangan khususnya oleh Pemkab Sukabumi seperti dalam melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada korban bencana kekeringan.

Namun, hingga kini pihaknya belum menerima laporan adanya daerah di 47 kecamatan yang mengalami bencana kekeringan khususnya warga yang mengalami kesulitan air bersih maupun petani yang kesulitan dalam mengairi lahan pertaniannya yang bisa menyebabkan gagal panen.

"Dari pendataan hasil pemetaan yang kami lakukan ada 34 kecamatan yang tersebar di wilayah selatan dan utara merupakan daerah rawan terkena dampak kekeringan," tambahnya.

Adapun daerah yang paling rawan terkena dampak itu antara lain Kecamatan Tegalbuleud, Sagaranten, Cidolog, dan Curugkembar yang berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi.

Tapi dalam melakukan penanganannya harus dipilah sesuai dengan tingkat kerawanan, karena dari beberapa daerah itu ada yang kesulitan air walaupun saat musim penghujan.

"Untuk antisipasi awal kami juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi untuk mempermudah dalam melakukan penanganan," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015