Bogor, (Antara Megapolitan) - Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar Lomba Mulung Sampah Ciliwung ke-7 dalam rangka memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke-533, yang akan melibatkan 3.000 warga setempat.
"Lomba Mulung Sampah Ciliwung kali ini memasuki tahun ketujuh, akan digelar Sabtu 30 Mei 2015," kata Koordinator Lomba Mulung Sampah Ciliwung, Muhammad Muslich, di Bogor, Rabu.
Muslich menyebutkan, KPC menyelenggarakan Lomba Mulung Sampah Ciliwung bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor, menargetkan 3.000 warga yang akan mengangkap 3.000 sampah dari Sungai Ciliwung.
Ia menjelaskan, kegiatan Lomba Mulung Sampah Ciliwung telah dimulai sejak 2009. Selama enam kali penyelenggaraan, ribuan warga Kota Bogor telah mengangkat sampah sebanyak 11.435 karung ukuran 25050 kg.
"Pada penyelenggaraan tahun 2014 saja, lomba diikuti 1.978 orang warga yang mengangkat 2.089 karung berisi sampah organik dan non organik dari Sungai Ciliwung," katanya.
Menurut Muslich, penyelenggaraan Lomba Mulung Sampah Ciliwung mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat dilihat dari grafik jumlah sampah yang terangkut dan partisipasi warga yang terlibat, panitia maupun juri yang mendukung kegiatan.
Jumlah karung sampah yang terkumpul trennya menurun sejak 2012, tapi partisipasi masyarakat meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan ada perubahan volume sampah dan tingkat kesadaran masyarakat.
Dikatakannya secara perlahan namun konsisten, KPC Bogor terus berupaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap Sungai Ciliwung. Meski belum diikuti sepenuhnya oleh seluruh masyarakat yang tinggal di bantaran Ciliwung.
"Lomba ini telah menjadi momentum penting bagi Kota Bogor dan diharapkan dapat terus mendapat perhatian masyarakat luas," katanya.
Muslich menyebutkan, pada tahun kelima Lomba Mulung Sampah Ciliwung (2013) berhasil mencetak rekor MURI sebagai kegiatan lomba mulung sampah di sungai dengan jumlah peserta terbanyak.
"Kegiatan lomba ini juga telah mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Bogor dengan menjadikannya satu rangkaian dalam peringatan Hari Jadi Bogor," kata dia.
Muslich menambahkan, Sungai Ciliwung merupakan sungai yang mengalir sepanjang kurang lebih 120 kilometer. Sungai ini dibentuk dari penyatuan aliran puluhan sungai kecil di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat.
"Ciliwung memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah ekosistem DAS untuk menopang kehidupan masyarakat, baik di hulu maupun di hilir," katanya.
Kegiatan Lomba Mulung Sampah Ciliwung resmi menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Bogor sejak tahun 2012, sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Bogor.
Tahun ini kegiatan lomba mengangkat tema "Hayu Urang Keroyokan Runtah Ciliwung", diharapkan menjadi gerakan penyadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Ciliwung dan memperhatikan kebersihan lingkungan serta menumbuhkan budaya gotong royong.
Sementara itu, secara terpisah Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, komitmen pembangunan Bogor kedepan harus menjadi kota yang ramah lingkungan, menjadi model pembangunan yang melibatkan komunitas dan warga.
"Perubahan tidak hanya fisik, tetapi juga perubahan prilaku warganya," kata Bima.
Menurut Bima, keinginan Pemerintah Kota Bogor melibatkan komunitas dan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan DAS Ciliwung tidak hanya untuk meringankan warga DKI Jakarta, tetapi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat yang ada di sekitar bantara sungai, termasuk keindahan kota yang akan terjaga.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Lomba Mulung Sampah Ciliwung kali ini memasuki tahun ketujuh, akan digelar Sabtu 30 Mei 2015," kata Koordinator Lomba Mulung Sampah Ciliwung, Muhammad Muslich, di Bogor, Rabu.
Muslich menyebutkan, KPC menyelenggarakan Lomba Mulung Sampah Ciliwung bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor, menargetkan 3.000 warga yang akan mengangkap 3.000 sampah dari Sungai Ciliwung.
Ia menjelaskan, kegiatan Lomba Mulung Sampah Ciliwung telah dimulai sejak 2009. Selama enam kali penyelenggaraan, ribuan warga Kota Bogor telah mengangkat sampah sebanyak 11.435 karung ukuran 25050 kg.
"Pada penyelenggaraan tahun 2014 saja, lomba diikuti 1.978 orang warga yang mengangkat 2.089 karung berisi sampah organik dan non organik dari Sungai Ciliwung," katanya.
Menurut Muslich, penyelenggaraan Lomba Mulung Sampah Ciliwung mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat dilihat dari grafik jumlah sampah yang terangkut dan partisipasi warga yang terlibat, panitia maupun juri yang mendukung kegiatan.
Jumlah karung sampah yang terkumpul trennya menurun sejak 2012, tapi partisipasi masyarakat meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan ada perubahan volume sampah dan tingkat kesadaran masyarakat.
Dikatakannya secara perlahan namun konsisten, KPC Bogor terus berupaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap Sungai Ciliwung. Meski belum diikuti sepenuhnya oleh seluruh masyarakat yang tinggal di bantaran Ciliwung.
"Lomba ini telah menjadi momentum penting bagi Kota Bogor dan diharapkan dapat terus mendapat perhatian masyarakat luas," katanya.
Muslich menyebutkan, pada tahun kelima Lomba Mulung Sampah Ciliwung (2013) berhasil mencetak rekor MURI sebagai kegiatan lomba mulung sampah di sungai dengan jumlah peserta terbanyak.
"Kegiatan lomba ini juga telah mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Bogor dengan menjadikannya satu rangkaian dalam peringatan Hari Jadi Bogor," kata dia.
Muslich menambahkan, Sungai Ciliwung merupakan sungai yang mengalir sepanjang kurang lebih 120 kilometer. Sungai ini dibentuk dari penyatuan aliran puluhan sungai kecil di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat.
"Ciliwung memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah ekosistem DAS untuk menopang kehidupan masyarakat, baik di hulu maupun di hilir," katanya.
Kegiatan Lomba Mulung Sampah Ciliwung resmi menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Bogor sejak tahun 2012, sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Bogor.
Tahun ini kegiatan lomba mengangkat tema "Hayu Urang Keroyokan Runtah Ciliwung", diharapkan menjadi gerakan penyadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Ciliwung dan memperhatikan kebersihan lingkungan serta menumbuhkan budaya gotong royong.
Sementara itu, secara terpisah Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, komitmen pembangunan Bogor kedepan harus menjadi kota yang ramah lingkungan, menjadi model pembangunan yang melibatkan komunitas dan warga.
"Perubahan tidak hanya fisik, tetapi juga perubahan prilaku warganya," kata Bima.
Menurut Bima, keinginan Pemerintah Kota Bogor melibatkan komunitas dan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan DAS Ciliwung tidak hanya untuk meringankan warga DKI Jakarta, tetapi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat yang ada di sekitar bantara sungai, termasuk keindahan kota yang akan terjaga.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015